Jumat, 18 Oktober 2013

kritik sastra objektif novel sunset bersama rosie karya Tere liye


KRITIK SASTRA OBYEKTIF NOVEL SUNSET BERSAMA ROSIE
PENGARANG TERE LIYE


 disusun dalam Rangka Memenuhi Tugas Individu
Mata Kuliah Kritik Saastra
Dosen pembimbing : Dra. Hj. Kadaryati, M.Hum.



Disusun oleh
Izzatul Yazidah (102110052)
Kelas 6b



pendidikan bahasa dan sastra Indonesia
Fakultas keguruan dan ilmu pendidikan
Universitas muhammadiyah purworejo
2013

BAB I
TEMA DAN MASALAH
Tema adalah gagasan dasar dan makna yang dikandung oleh sebuah cerita. Untuk mendapatkan tema, terlebih dahulu haus diidentifkasi masalah-masalah di dalam cerita yang dapat membantu menemukan tema.
Pengertian masalah dengan tema berbada karena masalah merupakan suatu unsure untuk membangun tema, sehingga timbul beberapa masalah yang mendukung tema. Masalah yang ada dalam novel Sunset Bersama Rosie antara lain:
2.1 Masalah Terjadinya Bom di Jimbaran sebagai awal timbulnya konflik
            Dalam novel Sunset Besama Rosie, bom yang terjadi di Jimbaran-Bali, mengakibatkan konflik yang terjadi pada diri  tokoh Tegar. Karena tokoh Tegar menjadi panic atas kondisi keluarga Rosie, orang yang pernah dicintainya yang pada saat itu berada di Jimbaran.
“di Jakarta, seribu mil dari kejadian, aku buru-buru bangkit dari jatuh. Menyambar telepon genggam. Gemetar menekan tombol phone book. “Rosie… R… R…”. Perintah inari dikirimkan mlalui satelit. Melesat melalui menara BTS  terdekat, menghujam keatas, kemudian dilemparkan ke BTS pantai jimbaran. Mencari di mana pun telepon genggam yang hendak kutelpon itu berlokasi. Perintah binary itu kembali tidak aktif. Dering putus-putus melalui telinga. Telepon genggam Rosie tidak dapat dihubungi.” (Suset Bersama Rosie: 22)
            Dalam kutipan tersbut dapat dilihat bawa Tegar sangat panic dengan kondisi Rosie dan keluarganya yang berada di Jimbaran Bali. Kepanikan tersebut terlihat ketika Tegar terburu-buru mengambil telepon genggam. Akan tetai bom jimbaran tak hanyamengakibatkan Tegar panic, melainkan juga mengakibatkan Rosie dan anak-anaknya kehilangan Nathan.
           “Nathan sudah pergi, Tegar” Rosie berbisik lirih. (Sunset Bersama Rosie, 2011:41)
            Dalam kutipan tersebut, dengan jelas Roie bilang pada Tegar bahwa Nathan sudah pergi. Kepergian Nathan tersebut tentu akibat adanya bom yang terjadi di Jimbaran.
               “Tiga belas tahun pernikahan yang hebat.tiga belas tahun dengan kebahagiaan intensitas tinggi. Berakhir seperti ini. Nathan pergi dengan kepala pecah. Nathan pergi dengan sekejap, tanpa sempat kami bersiap, tanpa sempat berpamit. Pergi begitu saja”. (Sunset Bersama Rosie, 2011:42)
              Dalam kutipan tersebut, terlihat pernyataan tokoh Tegar sangat me-nyayangkan kepergian Nathan yang tidak diduga-duga meninggalkan keluarga-nya. Hal tersebut tentu menjadi konflik bagi keluarga Nathan.
2.2  Masalah Pertunangan yang Batal
              Akibat bom Jimbaran yang merenggut nyawa Nathan, Tegar harus mengurus kondisi Rosie dan terutama anak-anak Rosie. Mereka tak boleh terus larut dalam kesedihan. Tegar harus membangkitkan semangat mereka kembali. Karena itu Tegar sampai melupakan hari petunangannya dengan Sekar di Jakarta.
            “Kau ada  di mana Tegar? Aku sudah menunggu dari tadi- maksudku Papa, Mama dan sluruh keluarga. Kami menunggu callon tunangan prianya. Kau tahu, kami menunggu dengan wajah harap-harap cemas sperti film-film itu.” Suara Sekar terdengar riang. ( Sunset Bersama Roie, 2011:49)
Dalam pembicaraan Sekar tersebut tentu sudah jelas permasalahannya, bahwa Sekar sudah menunggu calon tunangan pria sekian lama sehingga ia merasa cemas.
            “Aku, aku ada di Bali”. Tercekat. Semua ini benar-bear membuatku lupa. Kepanikan semalam membuatku lupa kalau hari ini hari penting bagiku. Pertunangan kami”. (Sunset Bersama Rosie, 2011: 49)
Dalam kutipan tersebut sudah jelas bahwa Tegar melupakan hari pertunangannyya dengan Sekar akibat peristiwa semalam, yaitu peristiwa bom Jimbaran.

2.3 Masalah Mental/ Psikologi
            Akibat suatu peristiwa yang memukul, seseorang terkadang mengalami gangguan mental /psikologi. Begitu juga dengan Rosie yang kehilangan Nathan, suaminya akibat bom Jimbaran. A mengalami depresi pasca kehilangan suaminya.
            “ kita tidak punya banyak waktu. Rosie harus segera dibawa ke pusat rehabiltasi. Ini kelas kegagalan pengenalan diri atas lingkungan sektar. Semakin lama tidak ditangani akan semakin berbahaya. Gejala khas depresi akut.Rosie tidak dapat membedkan mana yang nyata dan mana yang tidak.kesedihan itu menarik pengertiannya akan realita baru dalam kesehariannya. Rosie tidak ta lagi mana desah riang, mana tarikan napas panjang lega, semua menjadi simbolisasi yang merenggut kebahagiannya.” (Sunsset Bersama Rosie, 2011:132)
Dalam kutipan tersbut merupaan penjelasan Mitcell kepada Tegar bahwa kondisi Rsie tidak memungkinkan untuk tinggal di rumah. Ia harus dibawa ke pusat rehabilitasi karena mengalami depresi akut.
2.4 Masalah Sosial
Tegar penah mencintai Rosie. Oleh karena itu ia sangat menyayangi Rosie dan keluargaya. Apalagi ketika mereka ditinggal mati oleh ayahnya. Tegar tak isa begitu saja meninggalkan mereka dalam keadaan sedih. Sebisa mungkin Tegar membangkitkan semangat mereka kembali. Karena hal tersebut, Tegar rela meninggalkan Sekar demi mengurus anak-anak dan resor milik keluarga Rosie.
“masalahnya bukan waktu. Bukan waktu. Aku ikhlas Tegar. Pergilah. Kau memiliki kehidupan di sini. Dan aku ternyata tidak bisa menguhkan diri untuk menerima khiduanmu di sini. Ya Tuhan, dulu aku piker aku bisa menerimamu, ternyata tidak. Aku egois. Aku ingin uuh memilikimu. Tanpa berbagi. Tetapi kau selalu dipunyai anak-anak itu, sama seperti dulu. Kau selalu dipunyai Rosie.” Sunset Bersama Rosie, 2011:179)
            Dari pernyataan Sekar tersebut jelas bahwa Sekar lebih baik pergi dari Tegar darpada harus menikah dengan Tegar tetapi tinggal bersama Rosie. Itu akan lebih menyakitkan menurut Sekar. Dengan pernyataan Sekar, Tegar memilih tetap tinggal bersama anak-anak untuk mengurusi mereka. Hal tersebut menunjukkan bahwa Tegar sangat menyayangi mereka.
2.5 Masalah Terkuaknya Masa Lalu
            Hamper dua tahun, Rosie tidak mengalami kemajuan atas psikolooginya, sehingga Tegar sudah hamper putus asa. Namun ketika Tegar hamper putus asa, justru Rosie mengalami kemajuan yang sangat signifikan. Karena ketika Rosie mengalami depresi yang kesekian kali, Tegar mengungkap masa lalu menyakitkan itu. Ia mengungap masa lalu itu di depan anak-anak.
            “Ros tidak bisakah kau sedikit saja menyadari,kau selalu unya kesematan meneruskan hidup dengan baik… lihatlah aku! Itulah yang aku katakana berkali-kali kepada driku di malam-malam panjang. Mmbujuk diriku untuk terus melanjutkan hidup. Tidk mengakirinya dengan segala kesedihan. Berusaha meneruskan hari meski merangkak. Tahukah kau, saat itu juga aku merasa semua sia-sia. Sia-sia ketka ku menyadari kau mencintai Nathan. Dua puluh tahun yang sia-sia. Lihatla sekarang aku!aku tetap hidup melalui lima tahun hidup yang menyakitkan. Padahal kau tahu emua itu sungguh menyakitkan Karena aku tak tahu apakah kau mencintai aku atau tidak. “ aku menggigit bibir. ( Sunset Bersama Rosie, 2011:206)
            Dari kutipan tersebut bahwa Tegar sangat menyesali kan perasaan Rosie yang mencintai Nathan dulu. Padahal Nathan yang mencintai Rosie sudh dua puluh tahun, namun perasaannya itu sia-sia belaka.
2.6 Masalah Perasaan yang Kembali Bersemi
            Sejak peristiwa pengungkapan perasaan Tegar, Rosie kembali seperti dulu. Ia seperti mencintai Tegar lagi. Namun Tegar mengnggap masa lalu itu tinggal masa lalu. Tegar menyayangi Rosie dan anak-anaknya. Namun mencintai, itu hanya masa lalu.
            “ enam bulan terakhir, saat kau mengataan kalimat itu di shelter, Anggrek yang melaporkan kepadaku. Saat itu sempurna sudah kau mencukil perasaan masa lalu itu di hati Rosie. Aku sungguh keliru, enam bulan terakhir, semuanya tidak terkendali lagi.” (Sunset Bersama Rosie, 2011: 414)
            “Oma berseru lirih, “Rosie mencitaimu Tegar. Rosie selalu mencintaimu.sejak kecil. Masalahnya cinta kau yang terlalu besar tidak pernah memberinya kesempatan untuk mengert. Tetapi dia selalu dan akan selalu mencintainu Tegar.” (Sunset Bersama Roie, 2011: 414-415)
Dari kutian tersebut dapat disimpulkan bahwa semenjak Tegar mengungkap masa lalu menyaktkan di sheler, perasan Rosie kembli tumbuh. Ia kemballi mencintai Tegar. Akan tetapi semua itu terungkap keia Tegar sudah mantap untuk menikahi Sekar.


















BAB II
Analisis Fakta-fakta Cerita
Pada bab ini dibahas masalah yang berkenaan dengan fakta-fakta cerita, yang merupakan salah satu unsure struktur novel. Pembahasan fakta-fakta cerita ini mencakup pembicaraan mengnai plot, tokoh dn penokohan, dan latar.
3.1 Pengertian Alur
            Stanton ( dalam Nurgiyantoro 1995: 113) mengemukakan bahwa plot adalah cerita yang berisi urutn kejadian, setiap kejadian itu hanya dihubungkan sebab akibat, peristiwa yang selalu disebabkan atau menyebabkan kejadian atau peristiw yang lain.
            Sumirto (1988: 7) menyimpulkan bahwa plot atau alur fiksi hendaknya diatikan tidak hanya sebagai peristiwa-peristiwa yang dicerikan dengan panjang lebar, dengan sutu rangkaian peristiwa tetapi leih merupakan penyusunan yang dilakukan oleh penulisnya tentang peristiwa-peristiwa tersebut berdasarkan hubungan-hubungan kuaitasnya.
Novel Sunset Bersama Roie terbagi dalam berbagai bagian untuk memudahkan pembahasan mengenai plot.
Bagian-bagian Buku
1)      Mawar Biru untuk Rosie
Pada bagian pertama ini diceritakan tentang percakapan Tegar dengaan keluarga Rosie yang sedang merayakan hari ulng tahun pernikahan Rosie dengan Nathan yang ke tia belas tahun di Jimbaran Bali.tanpa sengaja ternyata   video-streaming itu sangat bermanfaat bagi jalan keluar ceritaa novel ini. Kamera di Jimbaran itu merekan banyak hal. Termasuk ketika Sakura dan Jasmin berlari-lari membawa mawar biru untuk Rosie sebagai hadiah ulang tahun dn ketika itu mereka menabrak seorng yang tergesa-gesa keluar kafe. Kamera itu jug merekam meledaknya bom Jimbaran sehingga Tegar panik.

2)      Bom Jimbaran
Pada bagian kedua diceritakan tentang kepanikan Tegar. Keputussn Tegar untuk menghubungi siapa saja yang dikenalnya di Bali. Ia mendapat kabar bahwa ada Bom di Jimbaran. Tanpa piker panjang Tegar langsung terbang menuju Bali. Kondisi pantai Jimbaran sangat memprihatinkan. Suasana yang biasanya memesona berubah menjadi seperti bekas pertempuran. Namun Tegar bellum menemukan Rosie dan keluarganya.

3)   Nathan Pergi
Pada bagian ini diceritakan tentng bom imbaran yang mengakibatkan kematian Nathan, suami Rosie. Kematian Nathan membt semua terpukul. Rosie belum bisa menerima kepergian Nathan ketika itu.

4)      Pertunangan yang Batal
Pada bagian ini diceritakan tentang batalnya pertunngan Tegar dengan Sekar sebagai akibat bom Jimbaran yang membuat keluarga Rosie menjadi korban. Karena itu, Tegar mengurui mereka semua sehingga hari pertunangannya dengan Sekar dilupakan. Sekar bs mengerti walau sakit.

5)      Formasi Ribuan Obor
Dlam bagian ini diceritakan tentang penyambutan oleh penduduk Gil Trawangan terhadap jenazah Nathan setelah beberapa saat jenazah Nathan disemayamkn di Rumah sakit Denpasar. Jenazah Nathan diantar dengan helikoptr sewaan Clarice. Rosie belum juga bisa menerima ketika itu. Kondisinya masih sangat labil. Sunset yang selam ini menjadi favoritnya, ketika itu keindahanny tak mendapat perhatiannya sama sekali.


6)      Pemakaman Pasir
Pada bagia ini diceritakan tentang pemakaman Nathan yang sangat menyedihkan. Semua menangis. Apalagi ketika Lili anak mereka yang paling kecil menangis ketika pemakaman dilangsugkan. Rosie tk mamu beranjak setelah pemakaman selesai, membuat anak-anaknya juga enggan beranjak. Tegar membujuk namun mereka tetap enggan beranjak. Khirnya Tegar memaksa mereka pulang. Dalam bagian ini jua diceritakan kehidpan mereka setelah kepergian Nathan. Khidupan yang hampa. Namun Tegar mencoba membuat mereka bangkit dengan caranya sendiri.

7)      Demi Anak-anak
Pada bagian ini diceritakan bahawa Tegar berusaha mengembalikan keadaan seperti semula. Nak-anak tidak boleh sedih berlarut-lart. Mereka harus menjalani rutinitas hidup seperti hari-hari sebelumnya. Ia mengantar anak-anak ke sekola sebeum ia mengetahui bahwa Rosie over dosis karenaa minum obat tidur terlalu banyak dengan niat bunuh diri. Tegar meminta agar peridtiwa tersebut dirahasiakan dari anak-anak. Pada bab ini Tegar tak hanya mencemaskan kehidupan Rosie dengan anak-anaknya, namun juga mencemaskan sikap ganjil Sekar.

8)      Bertahanlah Ros
Pada bagian ini diceritakan tentang kepulangan Sakura dari rumah sakit. Ia diantar oleh Clarice dengan helicopter sewaannya. Semua bahagia. Namun kebahagiaan itu ternyata tak bertahan lama. Sesaat setelah Sakura samai resor, mereka harus menyaksikan Rosie depresi. Ia tertawa kesetanan. Anak-anak mencoba mendekati ibunya, akan tetapi justru pukulan menyakitkan yang mereka dapatkan.peristiwa itu membuat semua terpukul termasuk oma. Tegar terus menenangkan Rosie sssampai akhinya Rosie lemah dn pngsan. Beberapa saat setelah Rosie sadar, ia menyesal dan minta maaf kepada anak-anak. Suasana kembali mengharu biru.kondisi membaik. Tetap, menjelang subuh, Rosie kembali berteriak kalap. Anak-anak kemabali menangis. Tegar dan Smith memutuskan membawa Rosie ke pusat rehabilitasi.

9)      Kau Terlalu Mencintainya
Pada bagian ini diceritakan tentang dr. Ayasa yang akan menangani Rosie. Tegar yang awalnya tak percaya, namun setelah mengenal Ayasa Ia menjdi yakin enyerahkan urusan Rosie kepada Ayasa. Anak-anak penasaran setelah Tegar pulang dari pusat rehabilitasi. Namu pertanyaan anak-anak tertahan. Tegar mencoba memberi pengertian kepda mereka. Oma mengucapkn terimakasih kepada Tegar. Tetapi, oma mencemaskan hubungan Tegar dengan Rosie.

10)  Mengertilah Skar, Aku Tak Punya Banyak Pilihan
Tegar memutuskan berhenti bekerja untu mengurus Resor dan anak-anak di Gili Trawangan. Oma menanyakan hubungan Tegar dengan Sekar. Oma tak ingin kondisi itu menghancurkan hubungan Tegar dengan Sekar. Akan tetapi ketka Tegar mengajak Sekar inggal bersama Tegar di Gili Trawngan, Sekar menolak. Apa boleh buat, hubungan mereka putus.

11)  Dua Tahun yang Berlalu Begitu Cepat
Pada bagian ini menceritakan tentang kehidupan Tear dengan anak-anak yang sudah berlalu selama dua tahun. Menceritakan entang kunjungan petama ke sheler yang mengaru biru. Tentang perasan cinta Anggrek, anak pertama Rosie, tentng Sakura yang sudah bisa memainkan biola dengan tngan kiri. Ia akan mengkuti recital biola di Jakarta. Kemajuan Rosie sangat lambat, sehingga Tegar hamper saja putus asa atas kesembuhan Rosie. Namun ketika Tegar sudah pustus asa, justru Rosie mengalami kemjuan yang signifikan. Pada bagian ini juga diceritakan tentang kemajuan resor yang sangat pesat. Tegar membuka cabang resor I dreamland. Ulan ke-18 mereka mengunjungi Rosie yang berujung pada masa lalu Tegar dan Rosie yng terpaksa harus diketahui oleh anak-anak.

12)  Bunga Edelweis Segara Anakan
Setelah peristiwa itu Rosie seringkali ingin membicarakan tentang masa lalu itu, namun Tegar enggan. Pada bagian ini diceritakan tentag anak-anak dan Tegar yang berbagi cerita tentang masa lalu iu ketika mereka diajak Clrice ke segara anakan.

13)  Layang-layang Raja
Menceritakan tentang festival laying-layang di pantai Jimbaran. Tegar dan anak-anak akan mengikuti festival tersebut. Sebelum festival dilangsungan, hari sebelumya justru mereka harus menyaksikn pembacaan vonis terhadap pelaku pengebomn di Jimbaran yang menewaskan ayah mereka. Awalnya Sakura bersikeras menolak, namun akhirnya ia mau.

14)  Apa yang Akan Kau Lakukan?
Pada bagian ini diceritakan tentang penerimaan hadiah pada festival laying-layang. Meneritakan tentng Pertemun Tegar dengan Linda sahabat Sekar yang membuat mereka tak berseera makan malam. Tegar kan tinggal di Resor jika Rosie mengizinkan. Itulah jawaban Tegar ketika Rosie menanyakan apa yang akan ia lakukan setelah Rosie pulang.

15)  Ibu Pulang
Pada bagian ini diceritakan tentang kepulangan osie dari pusat rehabilitasi. Ia diantar oleh Clrice dan dr. Ayasa. Suasana kembali menghau biru. Anak-anak kembali e dpkapan ibunya. Pada bagian ini juga diceritakan tantan kemajuan resor selama dua tahun terakhir.

16)  Resital Biola Sakura
Pada bagian ini diceritakan tentang acara recital biola Sakura bersama sang maestro yang diadakan di Jakarta. Namun ketika Sakura memainkan biola Tegar malah pergi untuk menemui Sekar.

17)  Kenpa Kau Harus Datang?
Pada bagian ini diceritakan tntang pertemuan Tegar dengan Sekar yang berujung pada batalnaya pertunangan Sekar dengan calon suaminya. Tear minta diberi kesempatan sekalil lagi untuk membahagiakan Sekar. Hal tersebt membuat Rosie dan anak-anaknya kecewa.

18)  Keputusan-keputusan
Pada bagian ini diceritakan tentang Skar yang memberi kesempatan kepada Tegar. Rosie dan anak-anaknya pulang ke Gili Trawangan tapa Tegar. Sementara Tegar menyelesaikan urusan perasaannya dengan Sekar.

19)  Maafkan Paman Jasmin
Pada bagian ini diceritakan tentang kekecewaan Rosie dan anak-anaknya terutama min atas keputusan Tegar untuk menikahi Rosie. Semua berduka. Anak-anak ingin Tegr menjdi ayah yang sesungguhnya.

20)  Oma Tak Perlu Mengatakannya
Pada bagian ini diceritakan tentang cerita oma mengenai masla lalu itu. Masa lalu yang menyaitkan. Saat Rosie beriat membatalkan pernikahannya dngan Nathan demi mengetahui bhwa Tegar mencitainya. Ketika Rosie mencari-cari Tegar namun tak menemukan. Sampai akhirnya mereka bertemu Tegar setelah memiliki dua buuh hati di Jakarta. Tegar tak ingin oma menceritakan itu. Keran setelah mengetahui cerita yang sebenarnya prasannya menjaadi bimbang, namun Tegar akan tetap menikahi Sekar.

21)  Lliliku Akhirnya Bicara
Pada bagian terakhir menceritakan tentang akhir cerita yang mengharukan. Saat perniahan Tegar dengn Sekar ternyata Rosie dan anak-anaknya datang di acara perikahan mereka. Pada saat itu Lilil anak mereka yang paing kecil yang tak banyak bicara akhirnya bicara. Ia mengatakn baha ia ingin memanggil Tegar dengan sebutan Papa. Sekar yang menyaksikan akhirnya tak tega lalu melepaskan Tegar untuk Rosie dan anak-anaknya.

3.1.1 Struktur Plot
           Ke Dua puluh satu cerita dalam novel Sunset Bersama Rosie ini mengandung detil-detil peristiwa atau kejadian yang sudah disebutkan sebelumnya, mempunyai hubungan sebab akibat. Hubungan sebab-akibat ii tidak hanya dijumpi dalam satu bagian cerita, tetapi dapat pula berada di bgian cerita yang lain.
           Sebelum pembahasan mengenai hubungan sebab-akibat ditemukan dalam novel Sunset Bersama Rosie, terlebih dahulu dirinci detil-detil peristiwa yang mempunyai hubungan pada tiap-tiap bagian. Detil-detil ini ditandai dengan:
1)      Bagian Pertama
a)      Tegar adalah orang yang pernah mencintai Rosie ketika mereka masih bersahabat.
b)      Tegar pergi dari Rosie setelah ia tahu bahwa Rosie mencintai Nathan, sahabat Tegar yang ia kenalkan pada Rosie.
c)      Rosie hamper membtalkan pernikahannya karena Tegar pergi.
d)     Tegar hidup di Jakarta dengan segala kesibukan pekerjaan.
e)      Rosie menemukan Tegar setelah Ia dan Nathan memiliki dua buah hati.
f)       Tegar yang dulu membenci mereka, setelah kenal dengan dua buah hati mereka, menjadi luluh, dan kembali mencintai mereka.

2)      Bagian Kedua
a)      Semenjak pertemuan Tegar dengan Rosie dan Nathan mereka kembali bersahabat.
b)      Ketika Rosie dan Nathan merayakan ulang tahun pernikahan yang ke tga belas bersma anak-anak di Jimbaran, merek melakukan video streaming dengan Tegar.
c)      Video Streaming itu ternyata sangat berguna bagi pencaian pelaku pengeboman di Jimbaran Bali.
d)     Bom Jimbaran mengakibakan Nathan mennggalkan Rosie dan anak-anaknya dengan kepala Pecah.
e)      Kematian Nathan mengakibatkan Rosie depresi dan harus dibawa ke pusat rehabilitasi
f)       Peristiwa tersebut mengakibatkan Tegar melupakan hari pertunngannya dengan Sekar yang akan dilangsungkan di Jakarta.
g)      Karena kondisi Rosie dan ank-anaknya yang tidak memungkinkan untuk Tegar tinggalkan akhirnya Tegar dengan Sekar putus.
h)      Tegar juga memutuskan keluar dari pekerjaannya untu menguru resor.
i)        Resor mengalami kemajuan pesat setelah Tegar yang mengurusi, bahkan Tegar mampu membuka cabang resor.
j)        Rosie mengalami kemajuan setelah Tegar mengungkapkan masa lalu itu di shelter di dean anak-anak.
k)      Semenjak Tegar mengungkap masa lalu, Rosie kembali mencintai Tegar.

3)      Bagian ketiga
a)      Tegar bertemu dengan Linda, sahabat sekaligus saudara Sekar setelah festival laying-layang
b)      Tegar menemui Sekar ketika Sakura melaangsungkan konser di Jakara bersama sang maestro
c)      Sekar memberi kesempatan kepada Tegar untuk membahagiakannya dengan menikahinya.
d)     Anak-anak tidak terima dengan keputusan Tegar begitupiun dengan Rosie.
e)      Oma mengungkap perasaan Rosie yang mencintai Tegar sejak dulu sampai sekarang sebelulm esoknya Tegar kembali ke Jakarta.
f)       Tegar agak bimbang dengan perasaannya
g)      Tegar tetap berniat menikahi Sekar
h)      Rosie dan anak-anaknya dating ke pestapernikahan Tegar dan Sekar
i)        Karena perkataan Lili, anak terakhir Rosie, Sekar merelakan Tegar menikahi Rosie saat itu juga.
3.1.2 Jalinan Struktur Plot
(1.2.b) Tokoh Aku (Tegar) menunggu video-streaming dari Jimbaran Bali, menyebabkan (1.3.a) Bercakap-cakap tentang ulang tahun pernikahan ke-13 dengan Rosie dan keluarganya melalui video-streaming, menyebabkan (1.13.a) Tegar menanyakan kado yang akan diberikan kepada Rosie dan Nathan, kemudian Sakura dan Jasmin pergi, menyebabkan peristiwa (1.14.b) Sebelum pergi, Sakura sempat menggeser kamera di atas tripod menghadap meja makan sekaligus jejeran bangunan kafe, mengakibatkan peristiwa (1.15.a) Tegar melihat Sakura yang bertabrakan dengan seseorang yang bergegas keluar dari kafe, dan (1.15.c) Tegar juga melihat orang itu baru saja meletakan tas ransel di bawah salah satu meja makan tepat di tengah keramaian, menyebabkan peristiwa (1.19.b) Rosie dan Nathan tak sempat terharu melihat hadiah dari Sakura, karena bom memporakporandakan semua, menyebabkan (2.22.b) Jimbaran hancur, menyebabkan peristiwa (2.25.a) Tegar pergi ke Bali untuk memastikan Rosie dan keluarganya, menyebabkan (2.26.d) Tegar melihat Nathan pergi dengan kepala pecah ketika ulang tahun pernikahan mereka yang ke-13, menyebabkan (5.76.a) Nathan dimakankan. Semua mengikuti prosesi pemakaman, mengakibatkan peristiwa (8.120.a) Beberapa hari setelahnya, Rosie depresi, tertawa kesetanan, menyebabkan (8.132.b) Mitchell memutuskan untuk membawa Rosie ke pusat rehabilitasi, mengakibatkan (8.133.d) Clarice mengirim helikopter, mengakibatkan (9.139.b) Clarice memperkenalkan Tegar dengan Dr. Ayasa, mengakibatkan (9.143.b) Tegar bisa tertawa rileks dan yakin menitipkan Rosie kepada Dr. Ayasa, mengakibatkan (9.151.a) Tegar memberi pengertian-pengertian kepada anak-anak, mengakibatkan (9.158.b) Tegar meminta Sekar datang ke Denpasar (telah melupakan hari pertunangan kemarin), mengakibatkan (10.179.b) Sekar dan Tegar berpisah, peristiwa (10.163.a) Tegar ingin berhenti bekerja, mengakibatkan (10.164.a) Eric Theo mengatakan bahwa ia akan menjadikan Tegar orang terpenting, menyebabkan (10.166.b) Tegar membuka e-mail melihat/membuktikan omongan Eric Theo, mengakibatkan (10.168.b) melihat e-mail Linda tentang petugas yang menemukan potongan video-streaming, karena sebelumnya mereka menemukan kamera yang hancur di Jimbaran, mengakibatkan (13.241.b) Petugas menemukan pelaku yang ternyata bertabrakan dengan Sakura yang tertangkap oleh kamera milik Tegar, mengakibatkan (13.243.c) Pelaku mendapat hukuman mati.
Peristiwa (11.197.a) Kemajuan Rosie amat lambat, mengakibatkan (11..197.d) Hingga 18 bulan terus kambuh, mengakibatkan (11.203.a) Saat mereka mengunjungi Rosie di bulan ke-18, Rosie kembali depresi, mengakibatkan (11.205.a) Tegar mengungkap masa lalu mereka, dimana Tegar sangat terpuruk menjalani hidup setelah menyaksikan Rosie menerima Nathan di Puncak Rinjani, mengakibatkan [(1.9.a) Tegar ingat  dia yang memperkenalkan Rosie dengan Nathan, mengakibatkan (1.9.b) Nathan bersama Rosie dan Tegar mendaki Puncak Rinjani. Mengakibatkan (1.9.b) Tegar menyatakan cinta kepada Rosie, setelah dua bulan berkenalan, mengakibatkan (1.9.c) Enam bulan setelah wisuda mereka memutuskan menikah. Tegar pergi, mengakibatkan (1.9.e) Tegar bekerja di Jakarta dan menenggelamkan diri pada dunia kerja, mengakibatkan (1.9.f) Di tahun ke-6 Rosie, Nathan dan dua buah hatinya mengunjungi Tegar, mengakibatkan (1.10.a) Kebencian di hati Tegar seketika menguak demi melihat Rosie dan Nathan, mengakibatkan (1.10.b) Kebencian itu sirna saat melihat dua makhluk kecil, mengakibatkan (1.10.c) Persahabatan mereka terjalin lagi, Tegar sangat dekat dengan ank-anak Rosie, mengakibatkan (16.318.a) Tegar membeli apartemen setelah lima tahun kejadian di Rinjani, mengakibatkan (16.319.a) Tegar menceritakan apartmen dan pekerjaannya kepada Oma], mengakibatkan (11.207.d) Siang itu anak-anak mengerti semua masa lalu itu, mengakibatkan (11.188.a) Dua bulan berlalu sejak bom Jimbaran, (11.199.a) Resor maju pesat, mengakibatkan (11.200.b) Tegar membuka cabang di Dreamland, mengakibatkan (11.200.a) Tegar menolak tawaran Eric Theo kembali dalam perusahaannya, mengakibatkan (12.220.a) Tegar tetap tinggal dan pergi ke segara anakan bersama clarice dan anak-anak, mengakibatkan (12.230.a) Tegar menceritakan masa lalu itu kepada anak-anak [1.9.a-1.10.c-16.318.a-16.319.a, di atas], mengakibatkan peristiwa selanjutnya. Kehidupan mereka terus berlanjut tanpa Rosie,(15.284.d) Rosie pulang satu hari setelah  pengambilan rapor anak-anak, mengakibatkan (15.288.d) Oma menyuruh Tegar pulang untuk menjemput kebahagiannya, mengakibatkan (16.313.a) Rosie akan ikut ke Jakarta pada acara Resital Biola Sakura. Mengakibatkan (16.329.a) Tegar menemui Linda saat Sakura memainkan biola, mengakibatkan (16.338.a) Tegar menyesal telah melupakan janjinya dan hendak menemui Sekar, mengakibatkan (18.367.c) Sekar  memberi kesempatan untuk Tegar, mengakibatkan (18.379.c) Tegar minta izin kembali ke Bali untuk menjelaskan kepada mereka, mengakibatkan (19.391.b) Rosie enggan bicara, mengakibatkan (20.410.a) Oma menceritakan ketika menjelang pernikahan Rosie dan Nathan, mengakibatkan (20.412.2)  Tegar mengetahui ketika Oma memberitahu Rosie, Tegar mencintainya, ia menangis, mengakibatkan (20.413.2) Pernikahan berlangsung setelah enam bulan ditunda, mengakibatkan (20.414.c) Mereka tak sadar Rosie memperhatikan, mengakibatkan (20.416.c) Tegar pasrah kepada Tuhan, mengakibatkan (20.417.a) Tegar berangkat esok paginya, mengakibatkan (20.422.a) pernikahan berjalan normal, mengakibatkan 20.422.d) Mereka datang, (20.423.c) Lili menghampiri Tegar, mengakibatkan (21.425.e) Sekar mengizinkan mereka menikah.
3.2.2 Jenis Watak
            Foster (1970: 75) membagi watak tokoh menjadi da jenis, yaitu tokoh yang berwatak bulat, datar atau sederhana. Kedua jenis watak terdapat dlam suatu peristiwa di bawah ini.
3.2.2.1 Tokoh Berwatak Bulat dan Datar
            Nurgiyantro (1998: 183) mengatakan tokoh bulat atau kompleks sebagai tokoh yang memiliki dan disebut berbagai kemungkinan sisi kehidupnnya, sisi kepribadiannya, dan jati dirinya. Abrams (1981: 20-21) bahwa tokoh bulat atau kompleks dikatakan lebih mempunyai kehidupan manusia yang sesungguhnya karena disampng sebagai kemungkinan sikap dan tidakan ia juga sering memberi kebutuhan. Sedangkan tokoh berwatak datar atau sederhana adalah toko yang hanya memiliki saatu kualitas pribadi tertentu. (Nurgiyantoro, 1998: 182)
3.2.3 Teknik Pelukisan Tokoh
            Dalam novel Sunset Bersama Rosie tokoh-tokoh bulat dan datar tampak jelas dilukiskan .
a.      Tegar
Tokoh tegar dilukiskan melalui pernyataan dr. Ayasa.
“kau mungkin tidak pernah mendapatkan pendidikan psikolog, Tegar. Kau mungkiin tak berbakat menjadi psikiater.” Ayasa tertawa kecil bergurau. “tetapi kau dokter terbaik bagi anak-anak itu, Tegar. Kau adalah paman paling hebat, kerena dn super bagi mereka. Kalau ada orang yang bisa membawa anak-anak itu melewati masa-masa sulit ini, maka kaulah orangnya.” (Sunset Bersama Rosie, 2011: 143).
         Dari kutipan tersebut dapat dilihat bahwa Tegar memiliki sifat penyayang terhadap anak-anak Rosie. Tegar rela mengorbankan pekerjaan dan hari pertunangannya demi merawat Rosie dan anak-anaknya sepeninggal Nathan karena bom Jimbaran.
         Dari kutipan lain, yaitu pernyataan Tegar sendiri ketika membujuk Rosie tatkala Rosie mengalami depresi yang kesekian kali di shelter.
            “Ros tidak bisakah kau sedikit saja menyadari,kau selalu unya kesematan meneruskan hidup dengan baik… lihatlah aku! Itulah yang aku katakana berkali-kali kepada driku di malam-malam panjang. Mmbujuk diriku untuk terus melanjutkan hidup. Tidk mengakirinya dengan segala kesedihan. Berusaha meneruskan hari meski merangkak. Tahukah kau, saat itu juga aku merasa semua sia-sia. Sia-sia ketka ku menyadari kau mencintai Nathan. Dua puluh tahun yang sia-sia. Lihatla sekarang aku!aku tetap hidup melalui lima tahun hidup yang menyakitkan. Padahal kau tahu emua itu sungguh menyakitkan Karena aku tak tahu apakah kau mencintai aku atau tidak. “ aku menggigit bibir. ( Sunset Bersama Rosie, 2011:206)
              Dari kutipan tersebut dapat dilihat bahwa Tear memiliki watak yang mau berusaha keras, tidak mudah putus asa ketika menghadapi suatu permasalahan. Tegar juga memliki watak tak dendam, buktinya Tegar yang dulunya membenci Rosie dan Nathan, ternyata setelah bertemu dengan malaikat-malaikat kecil itu hatinya menjadi luluh.
b.      Rosie
Rosie adalah sahabat Tegar sejak mereka kecil. Namun setelah mereka dewasa, Rosie menikah denggan Nathan yang berujung pada perpisahan Rosie dan Tegar, karena Tegar mencintai Rosie tanpa se-pengetahuan siapapun kecuali Oma. Fisik Rosie tergambar dalam pernyataan Mitcell sebagai berikut:
“sambil makan, meja ramai oleh celoteh anak-anak. Sakura menjepit kepiting berusaha memecahkan cangkangnya. Tertawa. Sakura yang masih sebal dengaan Mitcell merasa tak perlu minta maaf karaena memuncrati Mitell. Mitchell melempar pipet lagi, balas tertawa, melanjutkan pembicaraan dengan Rosie. “kau terlihat lebih cantik sekarang Ros. Astaga, kau sperti gadis berumur dua puluh tahunan, lebih mirip adik-kakak dengn Anggrek” Mitchell bergurau. Rosie tersipu.aku menelan ludah, sekejap seperti melihat kembali wajah itu dulu, wajah Rosie yang memerah. Buru-buru meraiih sumpit.” (Sunset Bersama Rosie, 2011: 258)

Dari kutipan tersebut dilukiskn tokoh Rosie yang memiliki wjah cantik. Setelah sekian lama berada di shelter dengan kondisi kejiwaan yang kurang baik, saat itu Rosie kembali sepeti dulu. Kemali cantik. Karena memang Rosie sudah kembali pulih.

c.       Anggrek
Anggrek adalah anak Rosie dn Nathan yang paling besar. Tokoh Anggrek diukiskan sebagai berikut:
“Anggrek, sulung Rosie dan Nathanbulan ini genap dua belas tahun. Wajahnya mewarisi gurat muka Rosie. Keibuan dan bisa diandal-kan. Rambtnya lurus bergerai. Senang mengisi waktu luang dengan membaca buku. Setiap kali aku berkunjung ke Lombok maka tasku dipenuhi buku-buku pesanannya.” (Sunset Bersama Roie, 2011: 3)

Dari kutipan di atas dapat dilihat bahwa tokoh Angrek merupakan tokoh yang bertanggung jawab dan senang membaca buku.suka sekali menayakan hal-hal yang belum ia mengerti sehingga kadag-kadag Rosie kualahan mengatasinya.



d.      Sakura
Sakura adalah anak kedua Rosie dan Nathan. Pelukisan tokoh Sakura sebagai berikut:
      “Sakura, anak kedua Rosie dan Nathan, dua bulan lalu menginjak usia Sembilan bulan. Sekecil itu ia lanar berbicara empat bahasa asing, maksudku meski lancer tetap dengan kosakata yang terbatas. Kemampuan Sakura ini bisa dimengerti, karena Nathan dan Rosie mengurus resor keci Gili Trawangan, Lombok. Resor yang dienuhi tusris Australia, Jepang, Hongkong tak peduli musim apapun. (Sunset Bersama Rosie, 2011: 5)

Dari kutipan tersebut dapat dikeahui bahwa Sakura adalah anak yang pandai. Tentu ia adalah anak yang pndai berbicara. Terbukti bahwa ia pandai berbicara empat bahasa. Seringkali mereka menggunakan Sakura sebagai pemandu bagi turis asing.

e.       Jasmin
Jasmin adalah anak ketiga mereka. Pelukisan tokoh Jasmin sebagai berikut:
“Jasmin, anak ketiga mereka enam bulan lalu menginjak usia lima tahun. Yang satu ini lebih pendiam. Apalagi jika disbanding Sakura. Jasmin pemerhati yang baik. Penrut. Tidak banyak membantah seperti Sakura. Berbeda dengan kedua kakaknya, ia memanggilku paman. Menurutnya kata itu indah.  Paman. Menakjubkan. Meski pendam Jasmin seringkali meakukan hal-hal menakjubkan. Kalimat-kalimatnya sealu menyentuh. Aku pernah mendongak terharu saat gadis kkecil itu mwmwluk leherku dan berbisik, “ seandainya Jasmin punya empat paman seperti paman Tegar, maka Jasmin tidaka perlu menunggu hingga larut alam untuk mendengar ceria paman.” (Sunset Bersama Rosie, 2011: 5)

Jasmin merupakan anak yang lembut dan penurut. Ia juga menyayangi Tegar. Bahkan terkadang ia harus menunggu larut malam menunggu cerita Tegar karena harus bergantian dengan saudari-saudarinya. Karena sifat dewsanya, Jasminlah yang selalu membawa Lili, anak Rosie yang paling kecil kemana-mana. Jadi, dimana ada Lili maka di situ ada Jasmin.

3.2.4 Teknik Dramatik
            Pelykisan tokoh melalui dramatic adalah pendeskripsian tokoh melalui cerita dengan menunjukkan kediriannya sendiri melalui aktivitas yang dilakukan baik secara verbal lewat kata-kata maupun nonverbal lewat tindakan atau tingkah lalku, dn melalui peristiwa-peristiwa yang terjadi (Nurgiyantoro, 1998: 198). Teknik ini mencakup beberapa macam.
a.      Pelukisan Pikiran dan perasaan (portroyal of trougt stream of trought)
         Teknik pelukisan pikiran dan perasaan ini menyatakan bahwa keadaan dan jalan pikiran serta perasaan pa yang melintas di dalam ppikiran dn perasaan, serta apa yang dipikir da dirasakan oleh tokoh, dalam banyak hal akan mencermiinkan sfat-sifat kedirinnya juga (Nurgiyantoro, 1998: 204).

“aku menjelaskan banyak hal. Yang paling penting adalah cui kerja. Paling sedikit aku tidak masuk kerja selama seminggu. Frans mendengarkan dengan baik. Berjanji akan mengurusnya. Mr. Eric. Theo boku masiih di Sinapore. Frans berjanji memberitahu dia segera. “serahkan seuruh pekerjaan kepadaku, teman. Kau ambil waktu sebanyak yang kau butuhkan” 9Sunset Bersama Rosie, 2011: 101)

Dari kutipan di atas, jalan pikiran Tegar sangat masuk akal. Tegar adalah orang yang sangat menyayangi Rosie dan anak-anaknya. Demi anak-anak Rosie, Tegar merelakan pekerjaannnya untuk mengurus anak-anak selepaas peristiwa bom Jimbaran. Ia akan mengurus Rosie dan resor juga sampai kondisi sedikit pulih. Meskipun Tegar harus menyakiti Sekar arena menuda pertunangan mereka demi anak-anak dan Rosie.

b.      Reaksi tokoh (Reaction to event)
              Nurgiyantoro (1998:201) menyebuut teknik reaksi tokoh lain dimaksudkan sebagai reaksi yang diberikan tokoh lain terhadap tokoh utama, atau tokoh-tokoh yang dipelajari kediriannya, yang berupa pandngan, pendapat, sikap, komentar dn lain sebagainya.
“aku menela ludah. Rosie kembali menceraacau kalap. Memukul-mukul lantai, berteriak, tertawa. Ku menoleh kea rah anak-anak. Mereka tidak semestinya menyaksiakan ini. Apa yang harus kulakukan? Semakin lama, kejadian ini semakin menyakitkan bagi anak-anak. Maka tanpa piker panjang, aku lompat menyambar tubuh Rosie. Menepis sapu ijuk itu jatuh. Lantas memeluk Rosie erat-erat.” (Sunset Bersama Rosie, 2011: 121)
Reaksi Tegar ketika Rosie kembali kalap, depresi langsung menenangkan Rosie sebisa mungkin meski dengan sedikit tenaga yang terkuras. Tujuan Tegar agar anak-anak tak melihat kejadian menyakktkan itu.
c.       Cakapan (Conversation of outher about character)
              Teknik cakapan dimaksudkan untuk menunjuk pada tingkah laku verba berwujud kata-kata para tokoh. Kata-kata yang dimaksud menggambrkan sifat atau perwatakan dari tokoh yang mengucapkannya.

“aku tahu ini amat menyakkitkan. Tapi kau juga harus tahu kita akan melalui semua ini bersama. Aku akan menemanimu, anak-anak akan bersamamu. Menapaki hari demi hari dengan tegar, seperti namaku bukan? Tegr.” (Sunset Bersama Rosie, 2011: 109)

Kutipan di atas membahas tentang cara menghadapi hidup. Tak perlu bersedih terlalu dalam, tak perlu merasa sendiri. Karena banyak yang menyayangi Rosie termasuk Tegar.

3.2.5 Nama Tokoh (The Name of Character)
            Tanton menyatakan bahwa teknik nama tokoh merupakan salah satu cara untuk mengungkapkan watak tokoh (1965: 17). Melalui teknik ini dipilih nama tokoh yang disesuaikan dengan watak yang dimilikinya.
            Dalam novel Sunset Bersama Rosie, teknik ini digunakan pengarang untuk tokoh Rosie, Anggrek, Sakura, Jasmin dan Lili. Nama bunga sebagai lambang bahwa tokoh-tooh ii meimiliki karakter yang unik. Sama dengan namanya. Mereka memiliki keindahan masing-masing.
            Tegar digunakaan sebagai nama tokoh yang memiliki sifat tegar meskipun mengahadapi masalah seberat apapun. Sesuai dengan namanya bahkan ketika harus meninggalkan Rosie dan Nathan  sat mereka menikah, ia bersaha menghilangkan rasa sedihnya.
            Dalam novel tersebut terdapat perkatan oma yang mengatakan bahwa Mwar tak mungkin tumbuh ditegarnya karang. Tegar karang dalah nama lengkap Tegar. Memang hamper ada hubungannya karena cinta Tegar pada Rosie selalu ada penghaalang, meskipun pada akhirnya merek menyatu juga.

3.3 Latar/ Setting
            Latar merupakan tept terjadinya peristiwa di dalam cerita atau lingkungan yang mengelilinginya pelaku di dalam cerita (Stanton, 1965: 18). Abrams (1981: 175) menyatakan bahwa latar menyaran pada engertian tempat, hubungan waktu, dan lingkungan sisal tempat terjadinya peritiwa-peristiwa yang diceritakan.
            Sejalan dengan Abrams, Nurgiantoro menyatakan bahwa novel ebagai sebuah dunia imajinasi yang tidk hanya membutuhkan tokoh sbagai penghuni beserta permasalahan yang dihadapinya, tetapi juga membutuhkan ruang, tempat dan waktu bagi tokoh tersebut untuk “hidup”. Ruang, tempat dan waaktu dikenal sebagai latar (1998: 227)

3.3.1 Latar tempat.
            Latar tempat menyaran pada lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan (Nurgiyantoro, 1998: 227). Di dalam novel Sunset Bersama Rosie disebtkan beberapa tempat pada saat peristiwa berlangsung.
Dalam novel Sunset Bersma Rosie, secara garis besar latar berkisr pada tiga tempat yaitu Jakarta, Bali, dan Lombok. Secara detilnya Jakarta terdiri atas: Kantor dan apartemen Tegar. Bali terdiri atas: pantai Jimbaran, Rumh sakit Denpasar, Shelter, Rumah Kadek, bandara Ngurah Rai, Pengadilan negeri. Lombok yaitu Puncak gunung Rinjani, Resor dn lain sebagainya.
“di Jakarta, seribu mil dari kejadian, aku buru-buru bangkit dari jatuh. Menyambar telepon genggam. Gemetar menekan tombol phone book. “Rosie… R… R…”. Perintah inari dikirimkan mlalui satelit. Melesat melalui menara BTS  terdekat, menghujam keatas, kemudian dilemparkan ke BTS pantai jimbaran. Mencari di mana pun telepon genggam yang hendak kutelpon itu berlokasi. Perintah binary itu kembali tidak aktif. Dering putus-putus melalui telinga. Telepon genggam Rosie tidak dapat dihubungi.” (Suset Bersama Rosie: 22)

“bergegas turun. Lari di anak tangga. Membuat penumpang lain mengomel. Lari juga di pelataran bandara. Menerobos pintu keluar. Dan kecepatanku terhambat. Benar-benar menyebalkan. Ke mana semua taksi, kendaran umum, dan segala apapun bentuknya yang bisa digunakan menuju Jimbaran  dari bandara? KE MANA? Lobi bandara penuh oleh calon penumpang. Bandara Ngurah Rai berubah cepat menjadi seperti pasar. Aku berlari-lari di parkiran bandara. Mengumpat. Bertabrakan dua-tiga kali dengan rombongan turis yang bergegas. Wajah-wajah panic.” (Sunset Bersama Rosie, 2011: 27)


“aku sudah di Jimbaran. Rosie di mana? Aku juga berteriak”. (Sunset Bersama Rosie, 211: 37)


“lima menit, motor gede Made merapat ke pelataran pakir rumah sakit. Halaman depan rumah sakit itu berubah menjadi pasar malam. Pemandangan yang mengenaskan. Aku melompat. Berlarian di koridor. Menabrak beberapa orang. Mendesiskan kata maaf. Made mengunci motornya. Telepon genggamku mendadak berdenging. Mengumpat, siapa lagi? Aku harus bergegas melihat Rosie dan kelluarganya. Hamper bertabrakan dengan salah satu perawat. Telpon genggam it uterus berdenging . aku mendengus meraaihnya.” (Sunset Bersama Rosie, 2011: 38)


“ kalau saja urusan ini lebih menyenangkan, pemandngan di tempat rehabilitasi ini bukan main, persis terletk di tubir pantai yang berbentuk cadas setinggi tiga puluh meter, dan di bawah cadas itu terbentang hamparan pasir dan ombak yang sililh berganti berdembam menghantam dinding jurang. Halaman shelter dipenuhi bunga-bunga indah dengan pohon cemara yang tertata rapi. Shelter ini tidak terpencil. Sepelemparan batu di dekatnya, rumah-rumah penduduk dengan bentuk khas berjejer rapi. Gapura berwarna keemasannya terlihat elok. Berpadu dengan kabut yang masih mengamang di sel-sela pohon.” (Sunset Bersama Rosie, 2011: 139)


“ruang pengadilan itu sesak oleh pengunjung.”(Sunset Bersama Rosie, 2011: 241)


“aku yang memperkenalkan mereka sattu sama lain. Dua bulan berkenalan, sat kami bertiga bersama-sama mendaki gunung rinjni, Nathan menyatakan perasaannya ke Rosie,. Cepat sekali. Teramt cepat alah. Du bulan Nathan berkenalan sebanding dengan dua puluh tahun millikku. Massa lalu mereka yang indah, sekaligus masa laluu yang getir.” (Sunset Bersama Rosie, 2011: 9)


“menjelang senja Lian kembali dari mataram. Aku menyuruh pelayang resr membantu Lian menyiapkan makan malam yang istimewa. Cumi bakar. Natha punya kebiasaan mengajak turis-turis makan malam bersama. Pukul 19.30 hidangan siap. Rosie dibimbing menuju meja mkan. Jasmin dan Anggrek duduk manis di kursinya. Lili diletakkan di kursi bayi. Semua harus dipulihkan sesegera mungkin.” (Sunst Bersama Rosie, 2011: 83).


“kami nak ke atas peraahu plastic. Aaku mengayuh dayung, perahu meluncur di hmparan air yang tenag. Anggrek memegang teroong besar. Sakura semangat memasangkan kailnya. Giliran dia. Jasmin dan Lli duduk di sebelahku. Carice dan tim riset muli bekerja di pinggir segara anakan, mereka membuat patok-patok.” (Sunset Bersama Rosie, 2011: 224)


3.3.2 Latar Waktu
           Nurgiyantoro berpendapat (1998: 230) bahwa latar waktu berhubungan dengan masalah”kapan” terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan dlam sebuah fiksi.
           Latar waktu yang digunakan di dlam novel Sunset Bersama Rosie berikut ini:
“senyap. Hanya embusan udara dari pendingin yang mendesis pelan melalui lubang palka di ruangan tempat aku duduk sekarang. Jam digital bergerak detik demi detik tanpa suara. Lantai ruangan sepi. Aku membiarkan tirai jendela kaca terbuka lebar-lebar. Cahaya matahari redup senja mendesis sela-selanya. Mataku sejaak lima belaas menit lalu tidak terlampau memperhatikan betapa sibuk jalanan di bawah sana. Orang-orang bergegas pulang setelah seharian enggelam dlam pekerjaan. Klakson mobil melenguh. Wajah-wajah merndu lelap. Asp knalpot membungkus jalanan.” (sunset Bersama Rosie, 20: 2)

“malam beranjak turun. Kaki langit mulai terihat. Lautan biru memerah. Pemandangan hebat dri jalur turun guung puncak Rinjani lewat senaru. Tetapi aku tidk sempat memperhatikan. Kakiku tersangkut akar pohon. Tanganku yang menggenggam dahan tak kuasa menahan berat tubuh. Bergulingan, biarlah, biarlah jatuh. Menimpa tunggul-tunggul. Badanku dipenuhi deaunan dan tanah. Terhenti oleh batang pinus raksasa. Meringkuk. Meringkuk sambil tersengal-sengal sambil tersedu.” (sunset Bersama Rosie, 2011:32)

“aku bergegas memperbaiki posisi duduk. Sudah pukul 17.15. di Jimbaran itu berarti pukul 18.15. berbilag menit lagi matahari akan tenggelam di sana.” (Sunset Bersama Rosie, 2011: 6)

“Pukul 21.30 akhirnya pesawat penyu itu bersiap-siap mendarat”. (Sunset Bersama Rosie, 201: 27)

“siang merangkak naik”. (Sunset Bersama Rosie, 201: 57)

“pagi-pagi mereka baru tiba dip s pendakian. Pos senaru. Anak muda tanggung, penjaga pos awal pendakian itu mengatakan melihatku tadi malam turun Rinjani terburu-buru Rosie dan Nathan menghela napas lega. Meski mereka tidak mengerti apa yang sebenarnya terjadi.” (Sunset Bersama Rosie, 201: 67)

“Satu setengah jam berlalu, hanya kami yang tinggal di pemakaman. Lian yang terakhir pergi lima belas menit lalu menepuk bahuku, izin pamit. Ada yang harus diurus di resor.” (Sunset Bersama Rosie, 2011: 79)

“malam semakin matang. Serunai nyanyian putrid dung terdengar semakin sendu.” (Sunset Bersama Rosie, 2011:110).

“hari kamis, saatnya menjemput Sakura di rumah sakit.” (Sunset Bersama Rosie, 2011: 115)

Lima detik, helicopter itu melesat naik, menjejak langit biru, menuju Gii Trawangan.” (Sunset Bersama Rosie, 2011: 117).

“Dua hari yang berlalu bagai dua ratus abad. (Sunset Bersama Rosie, 2011: 124).

3.3.3 Latar Sosial
Nurgiyantoro (1998: 233) menyatakan bahwa latar sosial adalah hal-hal yang berhubungan dengan perilaku kehidupan sosial masyarakat di suatu tempat yang diceritakan dlm kara fiksi.
Tatacara kehidupan sosial masyarakat mencakup berbagai masalah dalam lingkup yang cukup kompleks misalnya berupa kebiasaan hidup, adat istiadat, tradisi, keyakinan, padangan hidup, cara berpikir, dnlain-lain yang tergolong latar spiritual. Nurgiyantoro menyatakan bahwa latar sosial juga berhubungan dengan status sosial tokoh yang bersngkutan.
Latar sosial yang diceritakan di dalam novel Sunset Bersama Rosie adalah dua tokoh yang sulit menyatukan cinta. Dalam novel terdapat nama-nama yang merupakan cirri khas nama orang Bali.
Latar sosial dalam novel Sunset Besama Rosie, latar sosial kurang menonjol. Adat-istiadat hanya terlihat ketika dilangsungkan prosesi pemakaman Nathan. Kebiasaan yang ditojolkan adalah kebiasaan makan malam bersama turis-turis pengunjung resor.
Dalam novel ini hanya menonjolkan peasalahan tentang kehidupan Rosie setelah peristiwa Bom Jimbaran yang merenggut nyawa Nathan suaminya.
Latar sosial dalam novel Sunset Bersama Rosie antara lain:
a.      Seorang yang giat bekerja di perusahaan sekuritas
           Peristiwa di puncak Rinjani membuat Tegar mencari-cari kesibukan untuk melupkan segala peristiwa menyakitkan itu.
Setahun berlalu perusahaan sekuritas itu terpesona dengan pekerjaankku. Mat terpesona. Kariru melesat bagai komet. Siapa yang tidak mengenal Tegar kKarang? Junior associate yang bagai kesetanan bekerja. Mengambil banyak inisiatif tidak lelah dengan seluruh rangkaian diskusi, prestasi,  dan eksekusi. Maka dengan mudah, titik-titik karir ku lampaui. Kecintanku mendaki gunung memberiku fisik yang prima.” (unset Bersama Rosie, 2011: 69-70)

b.      Seorang dokter
Dr. Ayasa adalah dokter yang menangani Rosie di pusat rehbilitasi.

“ Namnya Ayasa. Dokter Ayasa.” (Sunset Bersama Rosie, 2011: 140)































BAB IV
SARANA SASTRA

            Stanton (1965: 23) menyatakan sarana sastra sebagai cara pengarang untuk menyeleksi dan menyusun bagian-bagian cerita sehingga tercipta karya sastra yang bermakna. Tujuan sarana sstra adalah agar pembaca dapat melihat fakta-faaakta cerita melalui sudut pandang pengarang. Melihat arti fakta cerit sehingga dapat bertukar pendapat tentang pengalaman yang terlukiskan. Pembahasan mengenai sarana sastra meliputi pusat pengisahan, gaya bahasa, nada dan ironi. Di bawah ini, ktiga sarana itu diahas satu persatu.

4.1 Pusat Pengisahan
            Di dalam sebuah cerita, pengarang memilih pposisi atau hubungan dengan setiap peristiwa atau tokoh yang diceritakan, apakah secara emosional pengarang terlibat atau tidak. Posisi yang merupakan dasar berpijak untuk melihat peristiwa dalam cerita itulah yang disebut sudut pandang (point of view) (Stanton, 1965: 26).
            Adapun Abrams (1981: 142) menyatakan bahwa sudut pandang adalah cara yang dipergunakan pengarang, sarana untuk menyajikan tokoh, tindakan, latar, dan berbagai peristiwa yang membetuk cerita dalam sebuah karya fiksi kepada pembaca.
            Pengarang menggunakan pusat pengisahan persona ketiga atau Warren dan Wellek (1989: 296) menyebutnya sebagai metode naratif yang salah satu cirinya adalah pengarang menggunakan persona ketiga mahatahu. Dalam novel Sunset Bersama Rosie pusat pengisahan menggunakan teknik persona pertama : “aku”. Narrator adalah seorang yang terlibat dalam cerita. Ia adalah si “aaku” tokoh yang berkisah, mengisahkan kesadaran dirinya sendiri, mengisahkan peristiw atau tindakaan yang diketahui, dilihat, didengar, dan dirasakan serta sikapnya terhadap orang atau tokoh lain kepada pembaca.
            Si “aku” tentu saja punya nama, namun karena ia mengisahkan pengalaman sendiri, mananya jarang diebut. Penyebutan nama si “aku” justru berasal dari ucapan tokoh lain yang bagi si “aku” merupakan tokoh “dia”.
            Pusat pengisahan persona ketiga oleh Wellek dan Werren dibgi atas dua jenis yaitu metode romantic-ironic dan metode objektif. Metode romantic-ironic memungkinkan pengarang mengetahui segala macam hal mengenai peristiwa  dan tokoh juga diperbolehkan mengomentari peristiwa dan enasihati tokoh-tokoh dalam cerita.
            Adapun metode objektif mempunyai cirri tidak hadirnya yang mahatahu dan berlakunya sudut pandang yang terkontrol. Pengarang menceritakan ceritanya dengan menjelaskan semua proses yang dialami semua tokoh dengan tidak memberitahu apa yang akan terjadi selanjutnya. Dengan batasan bahwa did lam metode ini tidak diperkenankan  hadirnya pengarang yang mahatahu.
            Novel Sunset Bersama Rosie dianggap menggunakan metode pesona pertama “aku”  karena tokoh Tegar mengisahkan ceritanya sekaligus terlibat dalam peristiwa di dalam novel. Penyebutan nama Tegar juga dilakukan dalam percakapan oleh tokoh lain.
“Rosie mennatapku semakin galak ingin tahu. Akku melambaikan tangan, tidak mau menjelaskan apa yang diambil Sakura dan Jasmin. Tertawa.” (Sunset Bersama Rosie, 201:14)

“terimakasih untuk kesekian kalinya mau bergabung dengan kami, Tegar.” Rosie tersenyum hngat. Tangan kanannya menarik baju Anggrek yang bersiap mengejar Sakura. Aku ikut tersenyum. Rosie terlihaat cantik dengan gaun putih. Nak-anaknya juga mengenakan gaun putih berenda.” (Sunset Bersama Roie, 2011: 14)


4.2 Gaya Bahasa dan Nada
            Gaya bahasa adalah cara mengungkapkan pikiran melalui bahasa secara khas yang memperhatikan jiwa dan kepribadian penulis (pemakai bahasa ) (Keraf, 1990: 113).
            Menurut Nurgiyantoro, (2005: 296) pemajasan merupakan salah satu bentuk retorik. Pemajasan merupakan teknik pengungapan bahasa, pengayaan bahasa, yang maknanya tidk menunjukkan mana harfiah kata-kata yang mendukungnya., melainkan pada yang ditambahkan, makna yang tersirat.
            Penggunaan gaya bahasa dalam novel Sunset Bersama Rosie dapat dibagi atas gaya bahasa umum dan gaya bahasa khusus.

4.2.1 Gaya Bahasa Umum
            Yang dimaksud dengan gaya bahasa umum adalah gaya bahasa yang dapat dikategorikan pada gaya bahasa yang sering digunakan oleh pengrang lain. Gaya bahasa yang biasa digunakan tersebut dapat dibagi menjadi dua macam yaitu gaya bahasa retoris dan gaya bahasa kiasan.

4.2.1.1 Gaya Bahasa Retoris
            Gaya bahasa ini merupakan penyimpngan dari konstruksi biasa untuk mencapai efek tertentu (Keraf, 1990: 129) atau oleh Altenberd (1970: 22) disebut sebagai kepuitisan yang berupa muslihat pikiran. Gaya bahasa ini dbuat untuk menarik perhaian dan pikiran sehingga pembaca berkontemplasi atas apa yang dikemukakan pengarang. Gaya bahasa retoris yang digunakan di dalam novel Sunset Bersama Rosie sebaagai berikut:
a.      Hiperbola
Gaya bahasa hiperbola adalah gaya bahasa yang mengandung pertanyaan yang berlebih-lebihan terhadap suatu hal atau keadaan. Penggunaan gaya bahasa ini memberi kesan menyangkatkan intensitas dan juga ekspresivitas terhadap hal dan keadaan (Pradopo, 1990: 98).
“bagiku waktu selalu pagi. Diantara potongan dua puluh empat jam sehari bagiku pagi adalah waktu yang paling indah. Ketika janji-janji baru muncul seiring embun menggelayut di ujung dedaunan. Ketika harapan-harapan baru merekah bersama kabut yang mengembang di persawahan sehingga nun jauh di kaki pegunungan. Pagi, berarti suatu hari yang melelahan telah terlampaui lagi. Pagi, berarti suatu malam dengan mimpi-mimpi yang menyesakkan terlewati lagi. Malam-malam panjang, gerakan tubuh resah, kerinduan dan helaan napas tertahan.” (Sunset Bersama Rosie, 2011: 1).


“matahari tenggelam di kaki cakrawala. Langit biru meski redup terlihat bersih memesona. Membuat sunset terllihat begitu menggetarkan hati. Sore ini puncak gunung Rinjani tanpa kabut sehelaipun. Itu berarti seluruh hamaran pulau Lombok terlihat. Lengkap dengan laut birunya” (Sunset Bersama Rosie, 2011: 31).


“Aku merangkak berusaha menggapai-gapai mencari pegangan. Ransel di pundak yang dipadati tenda, sleeping bag, dan logistic pendakian terasa berat.” (Sunset Bersma Rosie, 2011: 31).


“aku membeku. Prosesi pemakaman terhenti. Dua turis yang memegangi peti mayat Nathan tak kuasa menahan sedih. Peti kayu Nathan diletakkan sebentar.” (Sunset Bersama Rosie, 20: 76).


“hanya Made yang berkali-kali mencengkeram pinggangku. Berbisik kecut bilang jangan ngebut-ngebut. Aku tertawa, bahkan Lili jauh lebih berani. Kapan terakhir kali aku mengendarai motor dengan perasaan senang? Ahiya, bersama Sekar, juga di Bali, mengelilingi Denpasar dua tahun lalu.” (Sunset Bersama Rosie, 2011: 382)

Harapan itu merekah, menggelayut di ujung dedaunan, tenggelam di kaki cakrawala, langit biru meski redup, aku merangkak, aku membeku, berbisik kecut adalah contoh hyperbola dalam novel Sunset Bersama Rosie. Penggunaan hiperboa di dalam kalimat-kalimat ini mengandung pengertian yang menyengatkan sehingga menimbulkan suasana menegangkan.
4.2.1.2 Bahasa Kiasan
            Menurut Keraf, bahasa kiasan adalah bahasa yang makknanya tidk dapat ditafsirkan sesuai dengan makna-makna yang telah membentuknya (Nurgiyantoro, 2008: 298)
            Menurut Pradopo bahasa kiasan dibentuk dengan mengiaskan dan mempersamakan suatu hal dengan yang lain. Berfungsi untuk menarik pehatian, menimbulkan kesegaran hidup dan terutama menimbulkan kejelasan gambar (1990: 61-62).

a.      Simile
Menurut Nurgiyantoro (2005: 298) simile menyarankan pada adanya perbandingan yang langsung dan eksplisit dengan mempergunakan panand keeksplisitan seperti: seperti, sebagai, laksana, mirip, dan sebagainya. Fungsi dari simile adalah memahami dengan baik lewat konteks wacana yang bersangkutan.

“keluarga mereka dikarunia empat gadis kecil yang bagai kembang di  taman bunga.”  (Sunset Bersama Rosie, 2011: 3).

                  Dalam kutipan tersebut simile digunakan untuk mempersamakan anak-anak Rosie dengan kemang di taman bunga yang sangat menarik dan unik.
4.2.1.3 Penggunaan Kata dan Bahasa Daerah
            Dalam novel Sunset Bersama Rosie tidk ditemukan adanya kata-kata daerah baik daerah Bali ataupun Lombok. Semua bahasa menggunakan bahasa nasional atau bahasa Indonesia.
4.3 Nada Ironi atau Nada Verbal
            Nada merupakan kualitas gaya yang memaparkan sikap pengarang terhadap pembaca karyanya. Suasana dapat berkisar pada suasana yang religious, romants, melankolis, menegangkan, mencekam, tragis, mengharukan, dan sebaginya.
            Menurut Kenney nada merupakan ekspresi sikap-sikap pengarang terhadap pembaca. Salah satu kontribui penting dari stile adalah untuk membngkitkan nada (Nurgiyantoro, 1965: 284-285).
            Ironi diartikan sebagai suatu pernyataan yang berlawanan dengan apa yang diharapka. Menurut Stanton, (1965:  34) membagi ironi yang ada di dalam karya sastra menjadi dua macam yaitu ironi dramatic dan nada ironi.
4.3.1 Ironi Dramatis
            Menurut Stanton (1965: 45) ironi dramatis atau sering dikenal sebagai ironi plot atau ironi situasi secara mendasar tergantug pada pertentangan antara penampilan dan kenyataan, antara perhatian tokoh dengan apa yang nyata-nyata terjadi. Seringkali unsure yang dikontraskan itu diubungakan secara logis atau sebagai hubungan sebab akibat.
            Dalam novel Sunset Bersama Rosie terdapat ketika Tegar bertemu dengan Linda dalam makan malam di Jimbaran, Linda tak mengatakan apapun mengenai Sekar karena Linda tau situasinya. Namun ketika Linda bertemu dengan Tegar tanpa Rosie, Linda menceritaan semua tentang Sekar setelah Tegar dan Sekar putus.
4.3.2 Nada Ironi atau Verbal
            Menurut Stanton (1965: 46),  nada verbal muncul ketika  seorang menyampai-kan maksudnya dengan engatakan sebaliknya. Dalam novel Sunset Bersama Rosie tidak ditemukan adanya nada ironi. Semua diungkapkan dengan bahasa yang sebenarnya.









BAB V
HUBUNGAN ANTARUNSUR DALAM CERITA

            Pada bab-bab sebelumnya, penellitian unsure-unsur novel dilakukan secara terpisah satu sama lain. Hal tersebut dilakukan untuk meneliti unsu-unsur novel secara lebih detail. Akan tetapi, penelitian unsure-unsur novel yang erpisah, harus diikuti dengan penelitian hubungan antar unsure novel, karena sesungguhnya unsure-unsur novel tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dan saling terkait satu sama lain.
            Dalam bab V ini, keterkaitan atau hubungan atarunsur di dalam novel Sunset Bersama Rosie dibahas satu persatu yaitu hubungan tema dengan plot, tema dengan tokoh dan penokohan, plot dengan latar, dan juga penokohan dengan latar.

5.1. Hubungan Tema dengan Plot
            Tema adalah ide pokok atau gagasan pokok yang hendak disampaikan pengarang kepada pembaca. Untuk menyampaikan idea tau gagasan pengarang harus menciptakan cerita yang terdiri dari berbagai peristiwa yang terjalin dalam hubungan sebab-akibat (plot). Adanya peridtiwa sebab akibat tersebut harus mutlak, seupaya cerita lebih jelas dan tema mudah ditemukan. Sebaliknya untuk menentukan tema dapat dililhat melalui konflik-konflik yang menonjol yang termasuk bagian dari plot.
            Tema novel Sunset Bersama Rosie yaitu kehidupan keluarga yang hebat di panatai yang elok. Pengarang menceritaka tentang anak-anak yang mampu menjalani hidup meski tanpa ayah dan ibu mereka. Mereka yang pernah mengalami masa-masa getir setelah terjadinya Bom Bali. Tentang seorang paman yang sangat menyayangi mereka sehingga rela mengorbanakan semua yang dimillikinya demi mengurus anak-anak tersebut. Dari permasalahan tersebut akan muncul masalah-masalah yang membuat cerita terus bergerak di dalam novel Sunset Bersama Rosie.
            Konflik dalam novel ini berawal dari terjadinya bom Jimbaran yang merenggut nyawa Nathan suami Rosie. Karena terjadi bom di Bali, Tegar langsung terbang ke Bali. Ia menghawatirkan keluarga Rosie. Kematian Nathan menimbulkan konflik mental pada tokoh Rosie sehingga Tegar harus mengurus anakanak. Karena hal tersebut, muncullah konflik selanjutnya yaitu Tegar yang melupakan hari pertunanngannya dengan Sekar yang berjung batalnya pertunangan mereka selama dua tahun.

5.2 Hubungan Tea dengan Tokoh dan Penokohan
            Untuk menyampaikan idea tau gagasan utama, diperlukan pembaa gagasan untuk berupa pelaku atau tokoh cerita. Biasanya pembawa gagasan utama adalah tokoh utama, sementara tokoh lain merupakan tokoh latar yang memperkuat tokoh utama dan gagasan yang dibawanya.
            Menurut Nurgiyantoro (2005: 74) tokoh utama ditugasi menyampaikan tema yang dimaksudkan pengarang baik secara langsung maupun atau tidak lagsung, yaitu melalui tingkah laku, pikiran, perasaan, dan berbagai peristiwa yang dialami tokoh.
            Tema kehidupan keluarga hebat di pantai yang elok. Dari tema tersebut, digambarkan anak-anak Rosie yang mampu menjalani hidup setelah peristiwa tragis Bom Bali yang erenggut nyawa ayah mereka, dan membuat ibu mereka (Rosie) depresi. Karena hal tersebut, Tegarlah yang mengurus resor dan anak-anak. Anak-anak mampu bertahan walau tanpa ayah ibu mereka. Namun pada akirnya Rosie sembuh dan berujung pada pernikahannya dengan Tegar.

5.3 Hubungan Tema dengan Latar
            Tema merupakan tempat, saat dan keadaan sosial yang menjadi tempat tokoh melakukan daan dikenai suatu kejadian. Latar bersifat memberikan “aturan” permainan terhadap tokoh. Latar akan mempengaruhi pilihan tema. Sebaliknya, tem yang dipillih akan menuntut latar yang sesuai yang mampu mendukung (Nurgiyantoro, 1998: 75).
            Tema yang telah disebutkan adalah kehidupan keluarga hebat di pantai yang elok, kehidupan anak-anak yang tetap kuat menjalani hidup tanpa ayah mereka yang mati kerana bom Bali, ibu yang mengalami depresi karena ditinggal oleh suaminya, mengakibatkan Tegar harus merelakan pkerjaan dan tunangannya demi mengurus Rosie dan anak-anaknya. Latar novel ini adalah di Bali, sebagai tempat kejaadian menaakutkan dan tragis itu. Selain itu juga di Lombok sebagai tempat tinggal Rosie dan anak-anaknya sekaligus tempat menguburkan Nathan, suami Rosie. Latar waktu yaitu ketika terjadi bom di Bali. Di Indonesia pernah terjadi pengeboman di Bli oleh teroris. Ketika itulah kisah ini diceritakan oleh pengarang.

5.4 Hubungan Alur dengan Latar
            Plot merupakan peristiwa yang mempunyai hubungan sebab akibat di dalam cerita, sedangkan latar adalah tempat, saat dan keadaan sosial yang menjadi tokoh melakukan dan dikenai kejadian.
            Novel Sunset Bersama Rosie menampilkan cerita yang berlatar kehidupan orang Lombok yang memiliki resor. Adat istiadat kurang ditonjolkan dlam novel ini. Hanya saja kebiasaan keluarga yang ketika itu berubah sepeninggal Nathan.
            Berawal dari bom yang terjadi di Bali, hingga Rosie mengalami depresi akut hingga pembatalan pertunangan Tegar dengan Sekar, sejak itu konflik mncul terus menerus. Tegar yang harus mengurus anak-anak. Rosie yang sulit sekali pulih kondisinya. Hingga pengungkapan masa lalu itu di depan anak-anak. Hal tersebut mengakibatkan perasaan Rosie tumbuh lagi mencintai Tegar. Namun ketika Rosie kembali mencintai Tegar, justru Tegar akan kembali berniat menikahi Sekar.

5.5 Hubungan Tokoh dan Penokohan dengan Latar
            Tokoh did lam sutu cerita memerlukan ruang, saat dan kedan sosial tempat mereka melakukan atau melakukan sesuatu. Ruang, waktu dan keadaan sosial tersebut berpengaruh pila trhadap tokoh dan penokohan.
            Tokoh-toko dalam novel Sunset Bersama Rosie adalah tokoh-tokoh modern yang bertempat tinggal di Lombok. Waau tinggal di Lombok, pemukiman erpencil di pedalaman, tetapi kehidupan mereka tetap sebagaimana orang-orang modern di Jakarta.

1 komentar: