Analisis Puisi Sajak Palsu Karya
Agus R. Sardjono
Dalam puisi sajak palsu
Agus R. Sardjono mengungkapkan tentang segala kepalsuan yang terjadi di
Indonesia sejak tahun 1998.
Sejak tahun 1998
kehidupan manusia di Indonesia penuh dengan ketidakjujuran dan kebohongan. Hal
tersebut diungkapkan oleh Agus R. Sardjono dalam puisinya Sajak Palsu.
Mulai dari anak-anak
sampai semua usia di Indonesia sudah melakukan kebohongan. Dalam karitannya
dengan ini, Agus R. Sardjono mengungkapkan bahwa anak-anak/para siswa melakukan
kebohongan. Mereka tidak belajar dengan sungguh sehingga nilai mereka jelek dan
tidak memenuhi standar. Tetapi dengan mudahnya mereka dapat mengganti nilai
mereka menjadi nilai yang memenuhi standar
hanya dengan memberikan sejumlah uang kepada guru mereka. Atau mudahnya
katakana para siswa menyuap guru untuk mendapatkan nilai yang mereka inginkan.
Begitupun para guru
mereka tidak menjaga image mereka sebagai guru. Tetapi mereka justru merendahkan
harga diri mereka sebagai seorang guru. Dengan begitu mereka dapat dinilai
sebagai guru yang tidak professional.
Mereka pun lahir
sebagai ahli-ahli palsu/pakar-pakar palsu, tidak professional dan tidak matang
dalam bidangnya. Atau mereka sekedar menduduki suatu jabatan tetapi mereka
tidak dapat bertanggung jawab.
Mereka lahir sebagai
ekonom palsu. Banyak diantara mereka sebagai koruiptor. Memakan uang yang bukan
menjadi haknya.
Bank-bank membohongi
rakyat dengan iming-iming bonus segala macam.
Para pemerintah tidak
bertanggung jawab dengan tugas pemerintahannya. Mereka suka bersenang-senang
diatas penderitaan rakyat. Dan tidak pernah memperhatikan kesejahteraan
rakyatnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar