Sabtu, 19 Oktober 2013

Analisis Puisi Sajak Palsu Karya Agus R. Sardjono


Analisis Puisi Sajak Palsu Karya Agus R. Sardjono
Dalam puisi sajak palsu Agus R. Sardjono mengungkapkan tentang segala kepalsuan yang terjadi di Indonesia sejak tahun 1998.
Sejak tahun 1998 kehidupan manusia di Indonesia penuh dengan ketidakjujuran dan kebohongan. Hal tersebut diungkapkan oleh Agus R. Sardjono dalam puisinya Sajak Palsu.
Mulai dari anak-anak sampai semua usia di Indonesia sudah melakukan kebohongan. Dalam karitannya dengan ini, Agus R. Sardjono mengungkapkan bahwa anak-anak/para siswa melakukan kebohongan. Mereka tidak belajar dengan sungguh sehingga nilai mereka jelek dan tidak memenuhi standar. Tetapi dengan mudahnya mereka dapat mengganti nilai mereka menjadi nilai yang memenuhi  standar hanya dengan memberikan sejumlah uang kepada guru mereka. Atau mudahnya katakana para siswa menyuap guru untuk mendapatkan nilai yang mereka inginkan.
Begitupun para guru mereka tidak menjaga image mereka sebagai guru. Tetapi mereka justru merendahkan harga diri mereka sebagai seorang guru. Dengan begitu mereka dapat dinilai sebagai guru yang tidak professional.
Mereka pun lahir sebagai ahli-ahli palsu/pakar-pakar palsu, tidak professional dan tidak matang dalam bidangnya. Atau mereka sekedar menduduki suatu jabatan tetapi mereka tidak dapat bertanggung jawab.
Mereka lahir sebagai ekonom palsu. Banyak diantara mereka sebagai koruiptor. Memakan uang yang bukan menjadi haknya.
Bank-bank membohongi rakyat dengan iming-iming bonus segala macam.
Para pemerintah tidak bertanggung jawab dengan tugas pemerintahannya. Mereka suka bersenang-senang diatas penderitaan rakyat. Dan tidak pernah memperhatikan kesejahteraan rakyatnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar