KRITIK SASTRA OBYEKTIF NOVEL SUNSET BERSAMA ROSIE
PENGARANG TERE LIYE
disusun dalam
Rangka Memenuhi Tugas Individu
Mata Kuliah Kritik Saastra
Dosen pembimbing : Dra. Hj. Kadaryati, M.Hum.
Disusun oleh
Izzatul Yazidah (102110052)
Kelas 6b
pendidikan bahasa dan sastra Indonesia
Fakultas keguruan dan ilmu
pendidikan
Universitas muhammadiyah purworejo
2013
BAB I
TEMA DAN MASALAH
Tema
adalah gagasan dasar dan makna yang dikandung oleh sebuah cerita. Untuk
mendapatkan tema, terlebih dahulu haus diidentifkasi masalah-masalah di dalam
cerita yang dapat membantu menemukan tema.
Pengertian
masalah dengan tema berbada karena masalah merupakan suatu unsure untuk
membangun tema, sehingga timbul beberapa masalah yang mendukung tema. Masalah
yang ada dalam novel Sunset Bersama Rosie
antara lain:
2.1 Masalah Terjadinya Bom di
Jimbaran sebagai awal timbulnya konflik
Dalam novel Sunset Besama Rosie, bom yang terjadi di Jimbaran-Bali,
mengakibatkan konflik yang terjadi pada diri
tokoh Tegar. Karena tokoh Tegar menjadi panic atas kondisi keluarga
Rosie, orang yang pernah dicintainya yang pada saat itu berada di Jimbaran.
“di
Jakarta, seribu mil dari kejadian, aku buru-buru bangkit dari jatuh. Menyambar
telepon genggam. Gemetar menekan tombol phone book. “Rosie… R… R…”. Perintah
inari dikirimkan mlalui satelit. Melesat melalui menara BTS terdekat, menghujam keatas, kemudian
dilemparkan ke BTS pantai jimbaran. Mencari di mana pun telepon genggam yang
hendak kutelpon itu berlokasi. Perintah binary itu kembali tidak aktif. Dering
putus-putus melalui telinga. Telepon genggam Rosie tidak dapat dihubungi.”
(Suset Bersama Rosie: 22)
Dalam kutipan tersbut dapat dilihat
bawa Tegar sangat panic dengan kondisi Rosie dan keluarganya yang berada di Jimbaran
Bali. Kepanikan tersebut terlihat ketika Tegar terburu-buru mengambil telepon
genggam. Akan tetai bom jimbaran tak hanyamengakibatkan Tegar panic, melainkan
juga mengakibatkan Rosie dan anak-anaknya kehilangan Nathan.
“Nathan sudah pergi, Tegar” Rosie
berbisik lirih. (Sunset Bersama Rosie, 2011:41)
Dalam kutipan tersebut, dengan jelas
Roie bilang pada Tegar bahwa Nathan sudah pergi. Kepergian Nathan tersebut
tentu akibat adanya bom yang terjadi di Jimbaran.
“Tiga belas tahun pernikahan yang hebat.tiga
belas tahun dengan kebahagiaan intensitas tinggi. Berakhir seperti ini. Nathan
pergi dengan kepala pecah. Nathan pergi dengan sekejap, tanpa sempat kami
bersiap, tanpa sempat berpamit. Pergi begitu saja”. (Sunset Bersama Rosie,
2011:42)
Dalam kutipan tersebut, terlihat
pernyataan tokoh Tegar sangat me-nyayangkan kepergian Nathan yang tidak
diduga-duga meninggalkan keluarga-nya. Hal tersebut tentu menjadi konflik bagi
keluarga Nathan.
2.2
Masalah Pertunangan yang Batal
Akibat bom Jimbaran yang merenggut
nyawa Nathan, Tegar harus mengurus kondisi Rosie dan terutama anak-anak Rosie.
Mereka tak boleh terus larut dalam kesedihan. Tegar harus membangkitkan
semangat mereka kembali. Karena itu Tegar sampai melupakan hari petunangannya
dengan Sekar di Jakarta.
“Kau
ada di mana Tegar? Aku sudah menunggu
dari tadi- maksudku Papa, Mama dan sluruh keluarga. Kami menunggu callon
tunangan prianya. Kau tahu, kami menunggu dengan wajah harap-harap cemas sperti
film-film itu.” Suara Sekar terdengar riang. ( Sunset Bersama Roie, 2011:49)
Dalam
pembicaraan Sekar tersebut tentu sudah jelas permasalahannya, bahwa Sekar sudah
menunggu calon tunangan pria sekian lama sehingga ia merasa cemas.
“Aku, aku ada di Bali”. Tercekat.
Semua ini benar-bear membuatku lupa. Kepanikan semalam membuatku lupa kalau
hari ini hari penting bagiku. Pertunangan kami”. (Sunset Bersama Rosie, 2011:
49)
Dalam
kutipan tersebut sudah jelas bahwa Tegar melupakan hari pertunangannyya dengan
Sekar akibat peristiwa semalam, yaitu peristiwa bom Jimbaran.
2.3 Masalah Mental/ Psikologi
Akibat suatu peristiwa yang memukul,
seseorang terkadang mengalami gangguan mental /psikologi. Begitu juga dengan
Rosie yang kehilangan Nathan, suaminya akibat bom Jimbaran. A mengalami depresi
pasca kehilangan suaminya.
“ kita tidak punya banyak waktu.
Rosie harus segera dibawa ke pusat rehabiltasi. Ini kelas kegagalan pengenalan
diri atas lingkungan sektar. Semakin lama tidak ditangani akan semakin
berbahaya. Gejala khas depresi akut.Rosie tidak dapat membedkan mana yang nyata
dan mana yang tidak.kesedihan itu menarik pengertiannya akan realita baru dalam
kesehariannya. Rosie tidak ta lagi mana desah riang, mana tarikan napas panjang
lega, semua menjadi simbolisasi yang merenggut kebahagiannya.” (Sunsset Bersama
Rosie, 2011:132)
Dalam
kutipan tersbut merupaan penjelasan Mitcell kepada Tegar bahwa kondisi Rsie
tidak memungkinkan untuk tinggal di rumah. Ia harus dibawa ke pusat
rehabilitasi karena mengalami depresi akut.
2.4 Masalah Sosial
Tegar
penah mencintai Rosie. Oleh karena itu ia sangat menyayangi Rosie dan
keluargaya. Apalagi ketika mereka ditinggal mati oleh ayahnya. Tegar tak isa
begitu saja meninggalkan mereka dalam keadaan sedih. Sebisa mungkin Tegar
membangkitkan semangat mereka kembali. Karena hal tersebut, Tegar rela
meninggalkan Sekar demi mengurus anak-anak dan resor milik keluarga Rosie.
“masalahnya
bukan waktu. Bukan waktu. Aku ikhlas Tegar. Pergilah. Kau memiliki kehidupan di
sini. Dan aku ternyata tidak bisa menguhkan diri untuk menerima khiduanmu di
sini. Ya Tuhan, dulu aku piker aku bisa menerimamu, ternyata tidak. Aku egois.
Aku ingin uuh memilikimu. Tanpa berbagi. Tetapi kau selalu dipunyai anak-anak
itu, sama seperti dulu. Kau selalu dipunyai Rosie.” Sunset Bersama Rosie,
2011:179)
Dari pernyataan Sekar tersebut jelas
bahwa Sekar lebih baik pergi dari Tegar darpada harus menikah dengan Tegar
tetapi tinggal bersama Rosie. Itu akan lebih menyakitkan menurut Sekar. Dengan
pernyataan Sekar, Tegar memilih tetap tinggal bersama anak-anak untuk mengurusi
mereka. Hal tersebut menunjukkan bahwa Tegar sangat menyayangi mereka.
2.5 Masalah Terkuaknya Masa Lalu
Hamper dua tahun, Rosie tidak
mengalami kemajuan atas psikolooginya, sehingga Tegar sudah hamper putus asa.
Namun ketika Tegar hamper putus asa, justru Rosie mengalami kemajuan yang
sangat signifikan. Karena ketika Rosie mengalami depresi yang kesekian kali,
Tegar mengungkap masa lalu menyakitkan itu. Ia mengungap masa lalu itu di depan
anak-anak.
“Ros
tidak bisakah kau sedikit saja menyadari,kau selalu unya kesematan meneruskan
hidup dengan baik… lihatlah aku! Itulah yang aku katakana berkali-kali kepada driku
di malam-malam panjang. Mmbujuk diriku untuk terus melanjutkan hidup. Tidk
mengakirinya dengan segala kesedihan. Berusaha meneruskan hari meski merangkak.
Tahukah kau, saat itu juga aku merasa semua sia-sia. Sia-sia ketka ku menyadari
kau mencintai Nathan. Dua puluh tahun yang sia-sia. Lihatla sekarang aku!aku
tetap hidup melalui lima tahun hidup yang menyakitkan. Padahal kau tahu emua
itu sungguh menyakitkan Karena aku tak tahu apakah kau mencintai aku atau
tidak. “ aku menggigit bibir. ( Sunset Bersama Rosie, 2011:206)
Dari kutipan tersebut bahwa Tegar
sangat menyesali kan perasaan Rosie yang mencintai Nathan dulu. Padahal Nathan
yang mencintai Rosie sudh dua puluh tahun, namun perasaannya itu sia-sia
belaka.
2.6 Masalah Perasaan yang Kembali Bersemi
Sejak peristiwa pengungkapan
perasaan Tegar, Rosie kembali seperti dulu. Ia seperti mencintai Tegar lagi.
Namun Tegar mengnggap masa lalu itu tinggal masa lalu. Tegar menyayangi Rosie
dan anak-anaknya. Namun mencintai, itu hanya masa lalu.
“ enam bulan terakhir, saat kau
mengataan kalimat itu di shelter, Anggrek yang melaporkan kepadaku. Saat itu
sempurna sudah kau mencukil perasaan masa lalu itu di hati Rosie. Aku sungguh
keliru, enam bulan terakhir, semuanya tidak terkendali lagi.” (Sunset Bersama
Rosie, 2011: 414)
“Oma berseru lirih, “Rosie
mencitaimu Tegar. Rosie selalu mencintaimu.sejak kecil. Masalahnya cinta kau
yang terlalu besar tidak pernah memberinya kesempatan untuk mengert. Tetapi dia
selalu dan akan selalu mencintainu Tegar.” (Sunset Bersama Roie, 2011: 414-415)
Dari
kutian tersebut dapat disimpulkan bahwa semenjak Tegar mengungkap masa lalu
menyaktkan di sheler, perasan Rosie kembli tumbuh. Ia kemballi mencintai Tegar.
Akan tetapi semua itu terungkap keia Tegar sudah mantap untuk menikahi Sekar.
BAB II
Analisis Fakta-fakta Cerita
Pada
bab ini dibahas masalah yang berkenaan dengan fakta-fakta cerita, yang
merupakan salah satu unsure struktur novel. Pembahasan fakta-fakta cerita ini
mencakup pembicaraan mengnai plot, tokoh dn penokohan, dan latar.
3.1
Pengertian Alur
Stanton ( dalam
Nurgiyantoro 1995: 113) mengemukakan bahwa plot adalah cerita yang berisi urutn
kejadian, setiap kejadian itu hanya dihubungkan sebab akibat, peristiwa yang
selalu disebabkan atau menyebabkan kejadian atau peristiw yang lain.
Sumirto (1988: 7) menyimpulkan bahwa plot atau alur fiksi
hendaknya diatikan tidak hanya sebagai peristiwa-peristiwa yang dicerikan
dengan panjang lebar, dengan sutu rangkaian peristiwa tetapi leih merupakan
penyusunan yang dilakukan oleh penulisnya tentang peristiwa-peristiwa tersebut
berdasarkan hubungan-hubungan kuaitasnya.
Novel
Sunset Bersama Roie terbagi dalam berbagai bagian untuk memudahkan pembahasan
mengenai plot.
Bagian-bagian
Buku
1) Mawar Biru untuk Rosie
Pada
bagian pertama ini diceritakan tentang percakapan Tegar dengaan keluarga Rosie
yang sedang merayakan hari ulng tahun pernikahan Rosie dengan Nathan yang ke
tia belas tahun di Jimbaran Bali.tanpa sengaja ternyata video-streaming itu sangat bermanfaat bagi
jalan keluar ceritaa novel ini. Kamera di Jimbaran itu merekan banyak hal.
Termasuk ketika Sakura dan Jasmin berlari-lari membawa mawar biru untuk Rosie
sebagai hadiah ulang tahun dn ketika itu mereka menabrak seorng yang
tergesa-gesa keluar kafe. Kamera itu jug merekam meledaknya bom Jimbaran
sehingga Tegar panik.
2)
Bom
Jimbaran
Pada
bagian kedua diceritakan tentang kepanikan Tegar. Keputussn Tegar untuk
menghubungi siapa saja yang dikenalnya di Bali. Ia mendapat kabar bahwa ada Bom
di Jimbaran. Tanpa piker panjang Tegar langsung terbang menuju Bali. Kondisi
pantai Jimbaran sangat memprihatinkan. Suasana yang biasanya memesona berubah
menjadi seperti bekas pertempuran. Namun Tegar bellum menemukan Rosie dan
keluarganya.
3)
Nathan
Pergi
Pada
bagian ini diceritakan tentng bom imbaran yang mengakibatkan kematian Nathan,
suami Rosie. Kematian Nathan membt semua terpukul. Rosie belum bisa menerima
kepergian Nathan ketika itu.
4)
Pertunangan
yang Batal
Pada
bagian ini diceritakan tentang batalnya pertunngan Tegar dengan Sekar sebagai
akibat bom Jimbaran yang membuat keluarga Rosie menjadi korban. Karena itu,
Tegar mengurui mereka semua sehingga hari pertunangannya dengan Sekar
dilupakan. Sekar bs mengerti walau sakit.
5)
Formasi
Ribuan Obor
Dlam
bagian ini diceritakan tentang penyambutan oleh penduduk Gil Trawangan terhadap
jenazah Nathan setelah beberapa saat jenazah Nathan disemayamkn di Rumah sakit
Denpasar. Jenazah Nathan diantar dengan helikoptr sewaan Clarice. Rosie belum
juga bisa menerima ketika itu. Kondisinya masih sangat labil. Sunset yang selam
ini menjadi favoritnya, ketika itu keindahanny tak mendapat perhatiannya sama
sekali.
6)
Pemakaman
Pasir
Pada
bagia ini diceritakan tentang pemakaman Nathan yang sangat menyedihkan. Semua
menangis. Apalagi ketika Lili anak mereka yang paling kecil menangis ketika
pemakaman dilangsugkan. Rosie tk mamu beranjak setelah pemakaman selesai,
membuat anak-anaknya juga enggan beranjak. Tegar membujuk namun mereka tetap
enggan beranjak. Khirnya Tegar memaksa mereka pulang. Dalam bagian ini jua
diceritakan kehidpan mereka setelah kepergian Nathan. Khidupan yang hampa.
Namun Tegar mencoba membuat mereka bangkit dengan caranya sendiri.
7)
Demi
Anak-anak
Pada
bagian ini diceritakan bahawa Tegar berusaha mengembalikan keadaan seperti
semula. Nak-anak tidak boleh sedih berlarut-lart. Mereka harus menjalani
rutinitas hidup seperti hari-hari sebelumnya. Ia mengantar anak-anak ke sekola
sebeum ia mengetahui bahwa Rosie over dosis karenaa minum obat tidur terlalu
banyak dengan niat bunuh diri. Tegar meminta agar peridtiwa tersebut
dirahasiakan dari anak-anak. Pada bab ini Tegar tak hanya mencemaskan kehidupan
Rosie dengan anak-anaknya, namun juga mencemaskan sikap ganjil Sekar.
8)
Bertahanlah
Ros
Pada
bagian ini diceritakan tentang kepulangan Sakura dari rumah sakit. Ia diantar
oleh Clarice dengan helicopter sewaannya. Semua bahagia. Namun kebahagiaan itu
ternyata tak bertahan lama. Sesaat setelah Sakura samai resor, mereka harus
menyaksikan Rosie depresi. Ia tertawa kesetanan. Anak-anak mencoba mendekati
ibunya, akan tetapi justru pukulan menyakitkan yang mereka dapatkan.peristiwa
itu membuat semua terpukul termasuk oma. Tegar terus menenangkan Rosie sssampai
akhinya Rosie lemah dn pngsan. Beberapa saat setelah Rosie sadar, ia menyesal
dan minta maaf kepada anak-anak. Suasana kembali mengharu biru.kondisi membaik.
Tetap, menjelang subuh, Rosie kembali berteriak kalap. Anak-anak kemabali
menangis. Tegar dan Smith memutuskan membawa Rosie ke pusat rehabilitasi.
9)
Kau
Terlalu Mencintainya
Pada
bagian ini diceritakan tentang dr. Ayasa yang akan menangani Rosie. Tegar yang
awalnya tak percaya, namun setelah mengenal Ayasa Ia menjdi yakin enyerahkan
urusan Rosie kepada Ayasa. Anak-anak penasaran setelah Tegar pulang dari pusat
rehabilitasi. Namu pertanyaan anak-anak tertahan. Tegar mencoba memberi
pengertian kepda mereka. Oma mengucapkn terimakasih kepada Tegar. Tetapi, oma
mencemaskan hubungan Tegar dengan Rosie.
10) Mengertilah Skar, Aku Tak Punya
Banyak Pilihan
Tegar
memutuskan berhenti bekerja untu mengurus Resor dan anak-anak di Gili
Trawangan. Oma menanyakan hubungan Tegar dengan Sekar. Oma tak ingin kondisi
itu menghancurkan hubungan Tegar dengan Sekar. Akan tetapi ketka Tegar mengajak
Sekar inggal bersama Tegar di Gili Trawngan, Sekar menolak. Apa boleh buat,
hubungan mereka putus.
11) Dua Tahun yang Berlalu Begitu Cepat
Pada
bagian ini menceritakan tentang kehidupan Tear dengan anak-anak yang sudah
berlalu selama dua tahun. Menceritakan entang kunjungan petama ke sheler yang
mengaru biru. Tentang perasan cinta Anggrek, anak pertama Rosie, tentng Sakura
yang sudah bisa memainkan biola dengan tngan kiri. Ia akan mengkuti recital
biola di Jakarta. Kemajuan Rosie sangat lambat, sehingga Tegar hamper saja
putus asa atas kesembuhan Rosie. Namun ketika Tegar sudah pustus asa, justru
Rosie mengalami kemjuan yang signifikan. Pada bagian ini juga diceritakan
tentang kemajuan resor yang sangat pesat. Tegar membuka cabang resor I
dreamland. Ulan ke-18 mereka mengunjungi Rosie yang berujung pada masa lalu
Tegar dan Rosie yng terpaksa harus diketahui oleh anak-anak.
12) Bunga Edelweis Segara Anakan
Setelah
peristiwa itu Rosie seringkali ingin membicarakan tentang masa lalu itu, namun
Tegar enggan. Pada bagian ini diceritakan tentag anak-anak dan Tegar yang berbagi
cerita tentang masa lalu iu ketika mereka diajak Clrice ke segara anakan.
13) Layang-layang Raja
Menceritakan
tentang festival laying-layang di pantai Jimbaran. Tegar dan anak-anak akan
mengikuti festival tersebut. Sebelum festival dilangsungan, hari sebelumya
justru mereka harus menyaksikn pembacaan vonis terhadap pelaku pengebomn di
Jimbaran yang menewaskan ayah mereka. Awalnya Sakura bersikeras menolak, namun
akhirnya ia mau.
14) Apa yang Akan Kau Lakukan?
Pada
bagian ini diceritakan tentang penerimaan hadiah pada festival laying-layang.
Meneritakan tentng Pertemun Tegar dengan Linda sahabat Sekar yang membuat
mereka tak berseera makan malam. Tegar kan tinggal di Resor jika Rosie
mengizinkan. Itulah jawaban Tegar ketika Rosie menanyakan apa yang akan ia
lakukan setelah Rosie pulang.
15) Ibu Pulang
Pada
bagian ini diceritakan tentang kepulangan osie dari pusat rehabilitasi. Ia
diantar oleh Clrice dan dr. Ayasa. Suasana kembali menghau biru. Anak-anak
kembali e dpkapan ibunya. Pada bagian ini juga diceritakan tantan kemajuan
resor selama dua tahun terakhir.
16) Resital Biola Sakura
Pada
bagian ini diceritakan tentang acara recital biola Sakura bersama sang maestro
yang diadakan di Jakarta. Namun ketika Sakura memainkan biola Tegar malah pergi
untuk menemui Sekar.
17) Kenpa Kau Harus Datang?
Pada
bagian ini diceritakan tntang pertemuan Tegar dengan Sekar yang berujung pada
batalnaya pertunangan Sekar dengan calon suaminya. Tear minta diberi kesempatan
sekalil lagi untuk membahagiakan Sekar. Hal tersebt membuat Rosie dan
anak-anaknya kecewa.
18) Keputusan-keputusan
Pada
bagian ini diceritakan tentang Skar yang memberi kesempatan kepada Tegar. Rosie
dan anak-anaknya pulang ke Gili Trawangan tapa Tegar. Sementara Tegar
menyelesaikan urusan perasaannya dengan Sekar.
19) Maafkan Paman Jasmin
Pada
bagian ini diceritakan tentang kekecewaan Rosie dan anak-anaknya terutama min
atas keputusan Tegar untuk menikahi Rosie. Semua berduka. Anak-anak ingin Tegr
menjdi ayah yang sesungguhnya.
20) Oma Tak Perlu Mengatakannya
Pada
bagian ini diceritakan tentang cerita oma mengenai masla lalu itu. Masa lalu
yang menyaitkan. Saat Rosie beriat membatalkan pernikahannya dngan Nathan demi
mengetahui bhwa Tegar mencitainya. Ketika Rosie mencari-cari Tegar namun tak
menemukan. Sampai akhirnya mereka bertemu Tegar setelah memiliki dua buuh hati
di Jakarta. Tegar tak ingin oma menceritakan itu. Keran setelah mengetahui
cerita yang sebenarnya prasannya menjaadi bimbang, namun Tegar akan tetap
menikahi Sekar.
21) Lliliku Akhirnya Bicara
Pada
bagian terakhir menceritakan tentang akhir cerita yang mengharukan. Saat
perniahan Tegar dengn Sekar ternyata Rosie dan anak-anaknya datang di acara
perikahan mereka. Pada saat itu Lilil anak mereka yang paing kecil yang tak
banyak bicara akhirnya bicara. Ia mengatakn baha ia ingin memanggil Tegar
dengan sebutan Papa. Sekar yang menyaksikan akhirnya tak tega lalu melepaskan
Tegar untuk Rosie dan anak-anaknya.
3.1.1
Struktur Plot
Ke Dua puluh
satu cerita dalam novel Sunset Bersama Rosie ini mengandung detil-detil
peristiwa atau kejadian yang sudah disebutkan sebelumnya, mempunyai hubungan
sebab akibat. Hubungan sebab-akibat ii tidak hanya dijumpi dalam satu bagian
cerita, tetapi dapat pula berada di bgian cerita yang lain.
Sebelum pembahasan mengenai hubungan sebab-akibat
ditemukan dalam novel Sunset Bersama Rosie, terlebih dahulu dirinci detil-detil
peristiwa yang mempunyai hubungan pada tiap-tiap bagian. Detil-detil ini
ditandai dengan:
1)
Bagian
Pertama
a) Tegar
adalah orang yang pernah mencintai Rosie ketika mereka masih bersahabat.
b) Tegar
pergi dari Rosie setelah ia tahu bahwa Rosie mencintai Nathan, sahabat Tegar
yang ia kenalkan pada Rosie.
c) Rosie
hamper membtalkan pernikahannya karena Tegar pergi.
d) Tegar
hidup di Jakarta dengan segala kesibukan pekerjaan.
e) Rosie
menemukan Tegar setelah Ia dan Nathan memiliki dua buah hati.
f) Tegar
yang dulu membenci mereka, setelah kenal dengan dua buah hati mereka, menjadi
luluh, dan kembali mencintai mereka.
2)
Bagian
Kedua
a) Semenjak
pertemuan Tegar dengan Rosie dan Nathan mereka kembali bersahabat.
b) Ketika
Rosie dan Nathan merayakan ulang tahun pernikahan yang ke tga belas bersma
anak-anak di Jimbaran, merek melakukan video streaming dengan Tegar.
c) Video Streaming
itu ternyata sangat berguna bagi pencaian pelaku pengeboman di Jimbaran Bali.
d) Bom
Jimbaran mengakibakan Nathan mennggalkan Rosie dan anak-anaknya dengan kepala
Pecah.
e) Kematian
Nathan mengakibatkan Rosie depresi dan harus dibawa ke pusat rehabilitasi
f) Peristiwa
tersebut mengakibatkan Tegar melupakan hari pertunngannya dengan Sekar yang
akan dilangsungkan di Jakarta.
g) Karena
kondisi Rosie dan ank-anaknya yang tidak memungkinkan untuk Tegar tinggalkan
akhirnya Tegar dengan Sekar putus.
h) Tegar
juga memutuskan keluar dari pekerjaannya untu menguru resor.
i)
Resor mengalami kemajuan pesat setelah
Tegar yang mengurusi, bahkan Tegar mampu membuka cabang resor.
j)
Rosie mengalami kemajuan setelah Tegar
mengungkapkan masa lalu itu di shelter di dean anak-anak.
k) Semenjak
Tegar mengungkap masa lalu, Rosie kembali mencintai Tegar.
3)
Bagian
ketiga
a) Tegar
bertemu dengan Linda, sahabat sekaligus saudara Sekar setelah festival
laying-layang
b) Tegar
menemui Sekar ketika Sakura melaangsungkan konser di Jakara bersama sang maestro
c) Sekar
memberi kesempatan kepada Tegar untuk membahagiakannya dengan menikahinya.
d) Anak-anak
tidak terima dengan keputusan Tegar begitupiun dengan Rosie.
e) Oma
mengungkap perasaan Rosie yang mencintai Tegar sejak dulu sampai sekarang
sebelulm esoknya Tegar kembali ke Jakarta.
f) Tegar
agak bimbang dengan perasaannya
g) Tegar
tetap berniat menikahi Sekar
h) Rosie
dan anak-anaknya dating ke pestapernikahan Tegar dan Sekar
i)
Karena perkataan Lili, anak terakhir
Rosie, Sekar merelakan Tegar menikahi Rosie saat itu juga.
3.1.2 Jalinan Struktur Plot
(1.2.b)
Tokoh Aku (Tegar) menunggu video-streaming dari Jimbaran Bali, menyebabkan
(1.3.a) Bercakap-cakap tentang ulang tahun pernikahan ke-13 dengan Rosie dan
keluarganya melalui video-streaming, menyebabkan (1.13.a) Tegar menanyakan kado
yang akan diberikan kepada Rosie dan Nathan, kemudian Sakura dan Jasmin pergi,
menyebabkan peristiwa (1.14.b) Sebelum pergi, Sakura sempat menggeser kamera di
atas tripod menghadap meja makan sekaligus jejeran bangunan kafe, mengakibatkan
peristiwa (1.15.a) Tegar melihat Sakura yang bertabrakan dengan seseorang yang
bergegas keluar dari kafe, dan (1.15.c) Tegar juga melihat orang itu baru saja
meletakan tas ransel di bawah salah satu meja makan tepat di tengah keramaian,
menyebabkan peristiwa (1.19.b) Rosie dan Nathan tak sempat terharu melihat
hadiah dari Sakura, karena bom memporakporandakan semua, menyebabkan (2.22.b)
Jimbaran hancur, menyebabkan peristiwa (2.25.a) Tegar pergi ke Bali untuk
memastikan Rosie dan keluarganya, menyebabkan (2.26.d) Tegar melihat Nathan
pergi dengan kepala pecah ketika ulang tahun pernikahan mereka yang ke-13,
menyebabkan (5.76.a) Nathan dimakankan. Semua mengikuti prosesi pemakaman,
mengakibatkan peristiwa (8.120.a) Beberapa hari setelahnya, Rosie depresi,
tertawa kesetanan, menyebabkan (8.132.b) Mitchell memutuskan untuk membawa
Rosie ke pusat rehabilitasi, mengakibatkan (8.133.d) Clarice mengirim
helikopter, mengakibatkan (9.139.b) Clarice memperkenalkan Tegar dengan Dr.
Ayasa, mengakibatkan (9.143.b) Tegar bisa tertawa rileks dan yakin menitipkan
Rosie kepada Dr. Ayasa, mengakibatkan (9.151.a) Tegar memberi
pengertian-pengertian kepada anak-anak, mengakibatkan (9.158.b) Tegar meminta
Sekar datang ke Denpasar (telah melupakan hari pertunangan kemarin), mengakibatkan
(10.179.b) Sekar dan Tegar berpisah, peristiwa (10.163.a) Tegar ingin berhenti
bekerja, mengakibatkan (10.164.a) Eric Theo mengatakan bahwa ia akan menjadikan
Tegar orang terpenting, menyebabkan (10.166.b) Tegar membuka e-mail
melihat/membuktikan omongan Eric Theo, mengakibatkan (10.168.b) melihat e-mail
Linda tentang petugas yang menemukan potongan video-streaming, karena
sebelumnya mereka menemukan kamera yang hancur di Jimbaran, mengakibatkan
(13.241.b) Petugas menemukan pelaku yang ternyata bertabrakan dengan Sakura
yang tertangkap oleh kamera milik Tegar, mengakibatkan (13.243.c) Pelaku
mendapat hukuman mati.
Peristiwa
(11.197.a) Kemajuan Rosie amat lambat, mengakibatkan (11..197.d) Hingga 18
bulan terus kambuh, mengakibatkan (11.203.a) Saat mereka mengunjungi Rosie di
bulan ke-18, Rosie kembali depresi, mengakibatkan (11.205.a) Tegar mengungkap
masa lalu mereka, dimana Tegar sangat terpuruk menjalani hidup setelah
menyaksikan Rosie menerima Nathan di Puncak Rinjani, mengakibatkan [(1.9.a)
Tegar ingat dia yang memperkenalkan
Rosie dengan Nathan, mengakibatkan (1.9.b) Nathan bersama Rosie dan Tegar
mendaki Puncak Rinjani. Mengakibatkan (1.9.b) Tegar menyatakan cinta kepada
Rosie, setelah dua bulan berkenalan, mengakibatkan (1.9.c) Enam bulan setelah
wisuda mereka memutuskan menikah. Tegar pergi, mengakibatkan (1.9.e) Tegar
bekerja di Jakarta dan menenggelamkan diri pada dunia kerja, mengakibatkan
(1.9.f) Di tahun ke-6 Rosie, Nathan dan dua buah hatinya mengunjungi Tegar,
mengakibatkan (1.10.a) Kebencian di hati Tegar seketika menguak demi melihat
Rosie dan Nathan, mengakibatkan (1.10.b) Kebencian itu sirna saat melihat dua
makhluk kecil, mengakibatkan (1.10.c) Persahabatan mereka terjalin lagi, Tegar
sangat dekat dengan ank-anak Rosie, mengakibatkan (16.318.a) Tegar membeli
apartemen setelah lima tahun kejadian di Rinjani, mengakibatkan (16.319.a)
Tegar menceritakan apartmen dan pekerjaannya kepada Oma], mengakibatkan
(11.207.d) Siang itu anak-anak mengerti semua masa lalu itu, mengakibatkan
(11.188.a) Dua bulan berlalu sejak bom Jimbaran, (11.199.a) Resor maju pesat,
mengakibatkan (11.200.b) Tegar membuka cabang di Dreamland, mengakibatkan
(11.200.a) Tegar menolak tawaran Eric Theo kembali dalam perusahaannya,
mengakibatkan (12.220.a) Tegar tetap tinggal dan pergi ke segara anakan bersama
clarice dan anak-anak, mengakibatkan (12.230.a) Tegar menceritakan masa lalu itu
kepada anak-anak [1.9.a-1.10.c-16.318.a-16.319.a, di atas], mengakibatkan
peristiwa selanjutnya. Kehidupan mereka terus berlanjut tanpa Rosie,(15.284.d)
Rosie pulang satu hari setelah
pengambilan rapor anak-anak, mengakibatkan (15.288.d) Oma menyuruh Tegar
pulang untuk menjemput kebahagiannya, mengakibatkan (16.313.a) Rosie akan ikut
ke Jakarta pada acara Resital Biola Sakura. Mengakibatkan (16.329.a) Tegar
menemui Linda saat Sakura memainkan biola, mengakibatkan (16.338.a) Tegar
menyesal telah melupakan janjinya dan hendak menemui Sekar, mengakibatkan
(18.367.c) Sekar memberi kesempatan
untuk Tegar, mengakibatkan (18.379.c) Tegar minta izin kembali ke Bali untuk
menjelaskan kepada mereka, mengakibatkan (19.391.b) Rosie enggan bicara,
mengakibatkan (20.410.a) Oma menceritakan ketika menjelang pernikahan Rosie dan
Nathan, mengakibatkan (20.412.2) Tegar
mengetahui ketika Oma memberitahu Rosie, Tegar mencintainya, ia menangis,
mengakibatkan (20.413.2) Pernikahan berlangsung setelah enam bulan ditunda,
mengakibatkan (20.414.c) Mereka tak sadar Rosie memperhatikan, mengakibatkan
(20.416.c) Tegar pasrah kepada Tuhan, mengakibatkan (20.417.a) Tegar berangkat
esok paginya, mengakibatkan (20.422.a) pernikahan berjalan normal,
mengakibatkan 20.422.d) Mereka datang, (20.423.c) Lili menghampiri Tegar,
mengakibatkan (21.425.e) Sekar mengizinkan mereka menikah.
3.2.2 Jenis Watak
Foster (1970: 75) membagi watak
tokoh menjadi da jenis, yaitu tokoh yang berwatak bulat, datar atau sederhana.
Kedua jenis watak terdapat dlam suatu peristiwa di bawah ini.
3.2.2.1 Tokoh Berwatak Bulat dan
Datar
Nurgiyantro
(1998: 183) mengatakan tokoh bulat atau kompleks sebagai tokoh yang memiliki
dan disebut berbagai kemungkinan sisi kehidupnnya, sisi kepribadiannya, dan
jati dirinya. Abrams (1981: 20-21) bahwa tokoh bulat atau kompleks dikatakan
lebih mempunyai kehidupan manusia yang sesungguhnya karena disampng sebagai kemungkinan
sikap dan tidakan ia juga sering memberi kebutuhan. Sedangkan tokoh berwatak
datar atau sederhana adalah toko yang hanya memiliki saatu kualitas pribadi
tertentu. (Nurgiyantoro, 1998: 182)
3.2.3 Teknik Pelukisan Tokoh
Dalam novel Sunset Bersama Rosie
tokoh-tokoh bulat dan datar tampak jelas dilukiskan .
a.
Tegar
Tokoh
tegar dilukiskan melalui pernyataan dr. Ayasa.
“kau mungkin tidak pernah mendapatkan
pendidikan psikolog, Tegar. Kau mungkiin tak berbakat menjadi psikiater.” Ayasa
tertawa kecil bergurau. “tetapi kau dokter terbaik bagi anak-anak itu, Tegar.
Kau adalah paman paling hebat, kerena dn super bagi mereka. Kalau ada orang
yang bisa membawa anak-anak itu melewati masa-masa sulit ini, maka kaulah
orangnya.” (Sunset Bersama Rosie, 2011: 143).
Dari kutipan tersebut dapat dilihat bahwa Tegar memiliki
sifat penyayang terhadap anak-anak Rosie. Tegar rela mengorbankan pekerjaan dan
hari pertunangannya demi merawat Rosie dan anak-anaknya sepeninggal Nathan
karena bom Jimbaran.
Dari kutipan lain, yaitu pernyataan Tegar sendiri ketika
membujuk Rosie tatkala Rosie mengalami depresi yang kesekian kali di shelter.
“Ros tidak bisakah kau sedikit saja
menyadari,kau selalu unya kesematan meneruskan hidup dengan baik… lihatlah aku!
Itulah yang aku katakana berkali-kali kepada driku di malam-malam panjang.
Mmbujuk diriku untuk terus melanjutkan hidup. Tidk mengakirinya dengan segala
kesedihan. Berusaha meneruskan hari meski merangkak. Tahukah kau, saat itu juga
aku merasa semua sia-sia. Sia-sia ketka ku menyadari kau mencintai Nathan. Dua
puluh tahun yang sia-sia. Lihatla sekarang aku!aku tetap hidup melalui lima
tahun hidup yang menyakitkan. Padahal kau tahu emua itu sungguh menyakitkan
Karena aku tak tahu apakah kau mencintai aku atau tidak. “ aku menggigit bibir.
( Sunset Bersama Rosie, 2011:206)
Dari kutipan tersebut dapat dilihat bahwa Tear memiliki
watak yang mau berusaha keras, tidak mudah putus asa ketika menghadapi suatu
permasalahan. Tegar juga memliki watak tak dendam, buktinya Tegar yang dulunya
membenci Rosie dan Nathan, ternyata setelah bertemu dengan malaikat-malaikat
kecil itu hatinya menjadi luluh.
b. Rosie
Rosie
adalah sahabat Tegar sejak mereka kecil. Namun setelah mereka dewasa, Rosie
menikah denggan Nathan yang berujung pada perpisahan Rosie dan Tegar, karena
Tegar mencintai Rosie tanpa se-pengetahuan siapapun kecuali Oma. Fisik Rosie
tergambar dalam pernyataan Mitcell sebagai berikut:
“sambil makan,
meja ramai oleh celoteh anak-anak. Sakura menjepit kepiting berusaha memecahkan
cangkangnya. Tertawa. Sakura yang masih sebal dengaan Mitcell merasa tak perlu
minta maaf karaena memuncrati Mitell. Mitchell melempar pipet lagi, balas
tertawa, melanjutkan pembicaraan dengan Rosie. “kau terlihat lebih cantik
sekarang Ros. Astaga, kau sperti gadis berumur dua puluh tahunan, lebih mirip
adik-kakak dengn Anggrek” Mitchell bergurau. Rosie tersipu.aku menelan ludah,
sekejap seperti melihat kembali wajah itu dulu, wajah Rosie yang memerah.
Buru-buru meraiih sumpit.” (Sunset Bersama Rosie, 2011: 258)
Dari
kutipan tersebut dilukiskn tokoh Rosie yang memiliki wjah cantik. Setelah
sekian lama berada di shelter dengan kondisi kejiwaan yang kurang baik, saat
itu Rosie kembali sepeti dulu. Kemali cantik. Karena memang Rosie sudah kembali
pulih.
c. Anggrek
Anggrek
adalah anak Rosie dn Nathan yang paling besar. Tokoh Anggrek diukiskan sebagai
berikut:
“Anggrek, sulung
Rosie dan Nathanbulan ini genap dua belas tahun. Wajahnya mewarisi gurat muka
Rosie. Keibuan dan bisa diandal-kan. Rambtnya lurus bergerai. Senang mengisi
waktu luang dengan membaca buku. Setiap kali aku berkunjung ke Lombok maka
tasku dipenuhi buku-buku pesanannya.” (Sunset Bersama Roie, 2011: 3)
Dari
kutipan di atas dapat dilihat bahwa tokoh Angrek merupakan tokoh yang
bertanggung jawab dan senang membaca buku.suka sekali menayakan hal-hal yang
belum ia mengerti sehingga kadag-kadag Rosie kualahan mengatasinya.
d. Sakura
Sakura
adalah anak kedua Rosie dan Nathan. Pelukisan tokoh Sakura sebagai berikut:
“Sakura, anak kedua Rosie dan Nathan, dua
bulan lalu menginjak usia Sembilan bulan. Sekecil itu ia lanar berbicara empat
bahasa asing, maksudku meski lancer tetap dengan kosakata yang terbatas.
Kemampuan Sakura ini bisa dimengerti, karena Nathan dan Rosie mengurus resor
keci Gili Trawangan, Lombok. Resor yang dienuhi tusris Australia, Jepang,
Hongkong tak peduli musim apapun. (Sunset Bersama Rosie, 2011: 5)
Dari
kutipan tersebut dapat dikeahui bahwa Sakura adalah anak yang pandai. Tentu ia
adalah anak yang pndai berbicara. Terbukti bahwa ia pandai berbicara empat
bahasa. Seringkali mereka menggunakan Sakura sebagai pemandu bagi turis asing.
e. Jasmin
Jasmin
adalah anak ketiga mereka. Pelukisan tokoh Jasmin sebagai berikut:
“Jasmin, anak
ketiga mereka enam bulan lalu menginjak usia lima tahun. Yang satu ini lebih
pendiam. Apalagi jika disbanding Sakura. Jasmin pemerhati yang baik. Penrut.
Tidak banyak membantah seperti Sakura. Berbeda dengan kedua kakaknya, ia
memanggilku paman. Menurutnya kata itu indah.
Paman. Menakjubkan. Meski pendam Jasmin seringkali meakukan hal-hal
menakjubkan. Kalimat-kalimatnya sealu menyentuh. Aku pernah mendongak terharu
saat gadis kkecil itu mwmwluk leherku dan berbisik, “ seandainya Jasmin punya
empat paman seperti paman Tegar, maka Jasmin tidaka perlu menunggu hingga larut
alam untuk mendengar ceria paman.” (Sunset Bersama Rosie, 2011: 5)
Jasmin
merupakan anak yang lembut dan penurut. Ia juga menyayangi Tegar. Bahkan
terkadang ia harus menunggu larut malam menunggu cerita Tegar karena harus
bergantian dengan saudari-saudarinya. Karena sifat dewsanya, Jasminlah yang
selalu membawa Lili, anak Rosie yang paling kecil kemana-mana. Jadi, dimana ada
Lili maka di situ ada Jasmin.
3.2.4 Teknik Dramatik
Pelykisan
tokoh melalui dramatic adalah pendeskripsian tokoh melalui cerita dengan
menunjukkan kediriannya sendiri melalui aktivitas yang dilakukan baik secara
verbal lewat kata-kata maupun nonverbal lewat tindakan atau tingkah lalku, dn
melalui peristiwa-peristiwa yang terjadi (Nurgiyantoro, 1998: 198). Teknik ini
mencakup beberapa macam.
a. Pelukisan Pikiran dan perasaan (portroyal of trougt stream of trought)
Teknik pelukisan pikiran dan perasaan
ini menyatakan bahwa keadaan dan jalan pikiran serta perasaan pa yang melintas
di dalam ppikiran dn perasaan, serta apa yang dipikir da dirasakan oleh tokoh,
dalam banyak hal akan mencermiinkan sfat-sifat kedirinnya juga (Nurgiyantoro,
1998: 204).
“aku menjelaskan
banyak hal. Yang paling penting adalah cui kerja. Paling sedikit aku tidak
masuk kerja selama seminggu. Frans mendengarkan dengan baik. Berjanji akan
mengurusnya. Mr. Eric. Theo boku masiih di Sinapore. Frans berjanji memberitahu
dia segera. “serahkan seuruh pekerjaan kepadaku, teman. Kau ambil waktu
sebanyak yang kau butuhkan” 9Sunset Bersama Rosie, 2011: 101)
Dari
kutipan di atas, jalan pikiran Tegar sangat masuk akal. Tegar adalah orang yang
sangat menyayangi Rosie dan anak-anaknya. Demi anak-anak Rosie, Tegar merelakan
pekerjaannnya untuk mengurus anak-anak selepaas peristiwa bom Jimbaran. Ia akan
mengurus Rosie dan resor juga sampai kondisi sedikit pulih. Meskipun Tegar
harus menyakiti Sekar arena menuda pertunangan mereka demi anak-anak dan Rosie.
b. Reaksi tokoh (Reaction to event)
Nurgiyantoro
(1998:201) menyebuut teknik reaksi tokoh lain dimaksudkan sebagai reaksi yang
diberikan tokoh lain terhadap tokoh utama, atau tokoh-tokoh yang dipelajari
kediriannya, yang berupa pandngan, pendapat, sikap, komentar dn lain
sebagainya.
“aku
menela ludah. Rosie kembali menceraacau kalap. Memukul-mukul lantai, berteriak,
tertawa. Ku menoleh kea rah anak-anak. Mereka tidak semestinya menyaksiakan
ini. Apa yang harus kulakukan? Semakin lama, kejadian ini semakin menyakitkan
bagi anak-anak. Maka tanpa piker panjang, aku lompat menyambar tubuh Rosie.
Menepis sapu ijuk itu jatuh. Lantas memeluk Rosie erat-erat.” (Sunset Bersama
Rosie, 2011: 121)
Reaksi Tegar ketika
Rosie kembali kalap, depresi langsung menenangkan Rosie sebisa mungkin meski
dengan sedikit tenaga yang terkuras. Tujuan Tegar agar anak-anak tak melihat
kejadian menyakktkan itu.
c. Cakapan (Conversation of outher about character)
Teknik cakapan dimaksudkan untuk
menunjuk pada tingkah laku verba berwujud kata-kata para tokoh. Kata-kata yang
dimaksud menggambrkan sifat atau perwatakan dari tokoh yang mengucapkannya.
“aku tahu ini amat menyakkitkan. Tapi
kau juga harus tahu kita akan melalui semua ini bersama. Aku akan menemanimu,
anak-anak akan bersamamu. Menapaki hari demi hari dengan tegar, seperti namaku
bukan? Tegr.” (Sunset Bersama Rosie, 2011: 109)
Kutipan
di atas membahas tentang cara menghadapi hidup. Tak perlu bersedih terlalu
dalam, tak perlu merasa sendiri. Karena banyak yang menyayangi Rosie termasuk
Tegar.
3.2.5
Nama Tokoh (The Name of Character)
Tanton
menyatakan bahwa teknik nama tokoh merupakan salah satu cara untuk
mengungkapkan watak tokoh (1965: 17). Melalui teknik ini dipilih nama tokoh
yang disesuaikan dengan watak yang dimilikinya.
Dalam novel Sunset Bersama Rosie, teknik
ini digunakan pengarang untuk tokoh Rosie, Anggrek, Sakura, Jasmin dan Lili.
Nama bunga sebagai lambang bahwa tokoh-tooh ii meimiliki karakter yang unik.
Sama dengan namanya. Mereka memiliki keindahan masing-masing.
Tegar digunakaan sebagai nama tokoh
yang memiliki sifat tegar meskipun mengahadapi masalah seberat apapun. Sesuai
dengan namanya bahkan ketika harus meninggalkan Rosie dan Nathan sat mereka menikah, ia bersaha menghilangkan
rasa sedihnya.
Dalam novel tersebut terdapat
perkatan oma yang mengatakan bahwa Mwar tak mungkin tumbuh ditegarnya karang.
Tegar karang dalah nama lengkap Tegar. Memang hamper ada hubungannya karena
cinta Tegar pada Rosie selalu ada penghaalang, meskipun pada akhirnya merek
menyatu juga.
3.3
Latar/ Setting
Latar merupakan tept terjadinya
peristiwa di dalam cerita atau lingkungan yang mengelilinginya pelaku di dalam
cerita (Stanton, 1965: 18). Abrams (1981: 175) menyatakan bahwa latar menyaran
pada engertian tempat, hubungan waktu, dan lingkungan sisal tempat terjadinya
peritiwa-peristiwa yang diceritakan.
Sejalan dengan Abrams, Nurgiantoro
menyatakan bahwa novel ebagai sebuah dunia imajinasi yang tidk hanya
membutuhkan tokoh sbagai penghuni beserta permasalahan yang dihadapinya, tetapi
juga membutuhkan ruang, tempat dan waktu bagi tokoh tersebut untuk “hidup”.
Ruang, tempat dan waaktu dikenal sebagai latar (1998: 227)
3.3.1
Latar tempat.
Latar
tempat menyaran pada lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan
(Nurgiyantoro, 1998: 227). Di dalam novel Sunset Bersama Rosie disebtkan
beberapa tempat pada saat peristiwa berlangsung.
Dalam novel
Sunset Bersma Rosie, secara garis besar latar berkisr pada tiga tempat yaitu
Jakarta, Bali, dan Lombok. Secara detilnya Jakarta terdiri atas: Kantor dan
apartemen Tegar. Bali terdiri atas: pantai Jimbaran, Rumh sakit Denpasar,
Shelter, Rumah Kadek, bandara Ngurah Rai, Pengadilan negeri. Lombok yaitu
Puncak gunung Rinjani, Resor dn lain sebagainya.
“di
Jakarta, seribu mil dari kejadian, aku buru-buru bangkit dari jatuh. Menyambar
telepon genggam. Gemetar menekan tombol phone book. “Rosie… R… R…”. Perintah
inari dikirimkan mlalui satelit. Melesat melalui menara BTS terdekat, menghujam keatas, kemudian
dilemparkan ke BTS pantai jimbaran. Mencari di mana pun telepon genggam yang hendak
kutelpon itu berlokasi. Perintah binary itu kembali tidak aktif. Dering
putus-putus melalui telinga. Telepon genggam Rosie tidak dapat dihubungi.”
(Suset Bersama Rosie: 22)
“bergegas turun.
Lari di anak tangga. Membuat penumpang lain mengomel. Lari juga di pelataran
bandara. Menerobos pintu keluar. Dan kecepatanku terhambat. Benar-benar
menyebalkan. Ke mana semua taksi, kendaran umum, dan segala apapun bentuknya
yang bisa digunakan menuju Jimbaran dari
bandara? KE MANA? Lobi bandara penuh oleh calon penumpang. Bandara Ngurah Rai
berubah cepat menjadi seperti pasar. Aku berlari-lari di parkiran bandara.
Mengumpat. Bertabrakan dua-tiga kali dengan rombongan turis yang bergegas.
Wajah-wajah panic.” (Sunset Bersama Rosie, 2011: 27)
“aku sudah di
Jimbaran. Rosie di mana? Aku juga berteriak”. (Sunset Bersama Rosie, 211: 37)
“lima menit,
motor gede Made merapat ke pelataran pakir rumah sakit. Halaman depan rumah
sakit itu berubah menjadi pasar malam. Pemandangan yang mengenaskan. Aku melompat.
Berlarian di koridor. Menabrak beberapa orang. Mendesiskan kata maaf. Made
mengunci motornya. Telepon genggamku mendadak berdenging. Mengumpat, siapa
lagi? Aku harus bergegas melihat Rosie dan kelluarganya. Hamper bertabrakan
dengan salah satu perawat. Telpon genggam it uterus berdenging . aku mendengus
meraaihnya.” (Sunset Bersama Rosie, 2011: 38)
“ kalau saja
urusan ini lebih menyenangkan, pemandngan di tempat rehabilitasi ini bukan
main, persis terletk di tubir pantai yang berbentuk cadas setinggi tiga puluh
meter, dan di bawah cadas itu terbentang hamparan pasir dan ombak yang sililh
berganti berdembam menghantam dinding jurang. Halaman shelter dipenuhi
bunga-bunga indah dengan pohon cemara yang tertata rapi. Shelter ini tidak
terpencil. Sepelemparan batu di dekatnya, rumah-rumah penduduk dengan bentuk
khas berjejer rapi. Gapura berwarna keemasannya terlihat elok. Berpadu dengan
kabut yang masih mengamang di sel-sela pohon.” (Sunset Bersama Rosie, 2011: 139)
“ruang
pengadilan itu sesak oleh pengunjung.”(Sunset Bersama Rosie, 2011: 241)
“aku yang
memperkenalkan mereka sattu sama lain. Dua bulan berkenalan, sat kami bertiga
bersama-sama mendaki gunung rinjni, Nathan menyatakan perasaannya ke Rosie,.
Cepat sekali. Teramt cepat alah. Du bulan Nathan berkenalan sebanding dengan
dua puluh tahun millikku. Massa lalu mereka yang indah, sekaligus masa laluu
yang getir.” (Sunset Bersama Rosie, 2011: 9)
“menjelang senja
Lian kembali dari mataram. Aku menyuruh pelayang resr membantu Lian menyiapkan
makan malam yang istimewa. Cumi bakar. Natha punya kebiasaan mengajak
turis-turis makan malam bersama. Pukul 19.30 hidangan siap. Rosie dibimbing
menuju meja mkan. Jasmin dan Anggrek duduk manis di kursinya. Lili diletakkan
di kursi bayi. Semua harus dipulihkan sesegera mungkin.” (Sunst Bersama Rosie,
2011: 83).
“kami nak ke
atas peraahu plastic. Aaku mengayuh dayung, perahu meluncur di hmparan air yang
tenag. Anggrek memegang teroong besar. Sakura semangat memasangkan kailnya.
Giliran dia. Jasmin dan Lli duduk di sebelahku. Carice dan tim riset muli
bekerja di pinggir segara anakan, mereka membuat patok-patok.” (Sunset Bersama
Rosie, 2011: 224)
3.3.2
Latar Waktu
Nurgiyantoro
berpendapat (1998: 230) bahwa latar waktu berhubungan dengan masalah”kapan”
terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan dlam sebuah fiksi.
Latar waktu yang digunakan di dlam novel Sunset Bersama
Rosie berikut ini:
“senyap. Hanya
embusan udara dari pendingin yang mendesis pelan melalui lubang palka di
ruangan tempat aku duduk sekarang. Jam digital bergerak detik demi detik tanpa
suara. Lantai ruangan sepi. Aku membiarkan tirai jendela kaca terbuka
lebar-lebar. Cahaya matahari redup senja mendesis sela-selanya. Mataku sejaak
lima belaas menit lalu tidak terlampau memperhatikan betapa sibuk jalanan di
bawah sana. Orang-orang bergegas pulang setelah seharian enggelam dlam
pekerjaan. Klakson mobil melenguh. Wajah-wajah merndu lelap. Asp knalpot
membungkus jalanan.” (sunset Bersama Rosie, 20: 2)
“malam
beranjak turun. Kaki langit mulai terihat. Lautan biru memerah. Pemandangan
hebat dri jalur turun guung puncak Rinjani lewat senaru. Tetapi aku tidk sempat
memperhatikan. Kakiku tersangkut akar pohon. Tanganku yang menggenggam dahan
tak kuasa menahan berat tubuh. Bergulingan, biarlah, biarlah jatuh. Menimpa
tunggul-tunggul. Badanku dipenuhi deaunan dan tanah. Terhenti oleh batang pinus
raksasa. Meringkuk. Meringkuk sambil tersengal-sengal sambil tersedu.” (sunset
Bersama Rosie, 2011:32)
“aku
bergegas memperbaiki posisi duduk. Sudah pukul 17.15. di Jimbaran itu berarti
pukul 18.15. berbilag menit lagi matahari akan tenggelam di sana.” (Sunset
Bersama Rosie, 2011: 6)
“Pukul
21.30 akhirnya pesawat penyu itu bersiap-siap mendarat”. (Sunset Bersama Rosie,
201: 27)
“siang
merangkak naik”. (Sunset Bersama Rosie, 201: 57)
“pagi-pagi
mereka baru tiba dip s pendakian. Pos senaru. Anak muda tanggung, penjaga pos
awal pendakian itu mengatakan melihatku tadi malam turun Rinjani terburu-buru
Rosie dan Nathan menghela napas lega. Meski mereka tidak mengerti apa yang
sebenarnya terjadi.” (Sunset Bersama Rosie, 201: 67)
“Satu
setengah jam berlalu, hanya kami yang tinggal di pemakaman. Lian yang terakhir
pergi lima belas menit lalu menepuk bahuku, izin pamit. Ada yang harus diurus
di resor.” (Sunset Bersama Rosie, 2011: 79)
“malam
semakin matang. Serunai nyanyian putrid dung terdengar semakin sendu.” (Sunset
Bersama Rosie, 2011:110).
“hari
kamis, saatnya menjemput Sakura di rumah sakit.” (Sunset Bersama Rosie, 2011:
115)
Lima
detik, helicopter itu melesat naik, menjejak langit biru, menuju Gii
Trawangan.” (Sunset Bersama Rosie, 2011: 117).
“Dua
hari yang berlalu bagai dua ratus abad. (Sunset Bersama Rosie, 2011: 124).
3.3.3 Latar
Sosial
Nurgiyantoro (1998:
233) menyatakan bahwa latar sosial adalah hal-hal yang berhubungan dengan
perilaku kehidupan sosial masyarakat di suatu tempat yang diceritakan dlm kara
fiksi.
Tatacara kehidupan
sosial masyarakat mencakup berbagai masalah dalam lingkup yang cukup kompleks
misalnya berupa kebiasaan hidup, adat istiadat, tradisi, keyakinan, padangan
hidup, cara berpikir, dnlain-lain yang tergolong latar spiritual. Nurgiyantoro
menyatakan bahwa latar sosial juga berhubungan dengan status sosial tokoh yang bersngkutan.
Latar sosial yang
diceritakan di dalam novel Sunset Bersama Rosie adalah dua tokoh yang sulit
menyatukan cinta. Dalam novel terdapat nama-nama yang merupakan cirri khas nama
orang Bali.
Latar sosial dalam
novel Sunset Besama Rosie, latar sosial kurang menonjol. Adat-istiadat hanya
terlihat ketika dilangsungkan prosesi pemakaman Nathan. Kebiasaan yang
ditojolkan adalah kebiasaan makan malam bersama turis-turis pengunjung resor.
Dalam novel ini hanya
menonjolkan peasalahan tentang kehidupan Rosie setelah peristiwa Bom Jimbaran
yang merenggut nyawa Nathan suaminya.
Latar sosial dalam
novel Sunset Bersama Rosie antara lain:
a. Seorang yang giat bekerja di
perusahaan sekuritas
Peristiwa di puncak Rinjani membuat
Tegar mencari-cari kesibukan untuk melupkan segala peristiwa menyakitkan itu.
Setahun berlalu
perusahaan sekuritas itu terpesona dengan pekerjaankku. Mat terpesona. Kariru
melesat bagai komet. Siapa yang tidak mengenal Tegar kKarang? Junior associate
yang bagai kesetanan bekerja. Mengambil banyak inisiatif tidak lelah dengan
seluruh rangkaian diskusi, prestasi, dan
eksekusi. Maka dengan mudah, titik-titik karir ku lampaui. Kecintanku mendaki
gunung memberiku fisik yang prima.” (unset Bersama Rosie, 2011: 69-70)
b. Seorang dokter
Dr.
Ayasa adalah dokter yang menangani Rosie di pusat rehbilitasi.
“ Namnya Ayasa.
Dokter Ayasa.” (Sunset Bersama Rosie, 2011: 140)
BAB IV
SARANA SASTRA
Stanton
(1965: 23) menyatakan sarana sastra sebagai cara pengarang untuk menyeleksi dan
menyusun bagian-bagian cerita sehingga tercipta karya sastra yang bermakna.
Tujuan sarana sstra adalah agar pembaca dapat melihat fakta-faaakta cerita
melalui sudut pandang pengarang. Melihat arti fakta cerit sehingga dapat bertukar
pendapat tentang pengalaman yang terlukiskan. Pembahasan mengenai sarana sastra
meliputi pusat pengisahan, gaya bahasa, nada dan ironi. Di bawah ini, ktiga
sarana itu diahas satu persatu.
4.1
Pusat Pengisahan
Di
dalam sebuah cerita, pengarang memilih pposisi atau hubungan dengan setiap
peristiwa atau tokoh yang diceritakan, apakah secara emosional pengarang
terlibat atau tidak. Posisi yang merupakan dasar berpijak untuk melihat
peristiwa dalam cerita itulah yang disebut sudut pandang (point of view)
(Stanton, 1965: 26).
Adapun
Abrams (1981: 142) menyatakan bahwa sudut pandang adalah cara yang dipergunakan
pengarang, sarana untuk menyajikan tokoh, tindakan, latar, dan berbagai
peristiwa yang membetuk cerita dalam sebuah karya fiksi kepada pembaca.
Pengarang
menggunakan pusat pengisahan persona ketiga atau Warren dan Wellek (1989: 296)
menyebutnya sebagai metode naratif yang salah satu cirinya adalah pengarang
menggunakan persona ketiga mahatahu. Dalam novel Sunset Bersama Rosie pusat
pengisahan menggunakan teknik persona pertama : “aku”. Narrator adalah seorang
yang terlibat dalam cerita. Ia adalah si “aaku” tokoh yang berkisah,
mengisahkan kesadaran dirinya sendiri, mengisahkan peristiw atau tindakaan yang
diketahui, dilihat, didengar, dan dirasakan serta sikapnya terhadap orang atau
tokoh lain kepada pembaca.
Si
“aku” tentu saja punya nama, namun karena ia mengisahkan pengalaman sendiri,
mananya jarang diebut. Penyebutan nama si “aku” justru berasal dari ucapan
tokoh lain yang bagi si “aku” merupakan tokoh “dia”.
Pusat
pengisahan persona ketiga oleh Wellek dan Werren dibgi atas dua jenis yaitu
metode romantic-ironic dan metode objektif. Metode romantic-ironic memungkinkan
pengarang mengetahui segala macam hal mengenai peristiwa dan tokoh juga diperbolehkan mengomentari
peristiwa dan enasihati tokoh-tokoh dalam cerita.
Adapun
metode objektif mempunyai cirri tidak hadirnya yang mahatahu dan berlakunya
sudut pandang yang terkontrol. Pengarang menceritakan ceritanya dengan
menjelaskan semua proses yang dialami semua tokoh dengan tidak memberitahu apa
yang akan terjadi selanjutnya. Dengan batasan bahwa did lam metode ini tidak
diperkenankan hadirnya pengarang yang
mahatahu.
Novel
Sunset Bersama Rosie dianggap menggunakan metode pesona pertama “aku” karena tokoh Tegar mengisahkan ceritanya
sekaligus terlibat dalam peristiwa di dalam novel. Penyebutan nama Tegar juga
dilakukan dalam percakapan oleh tokoh lain.
“Rosie
mennatapku semakin galak ingin tahu. Akku melambaikan tangan, tidak mau
menjelaskan apa yang diambil Sakura dan Jasmin. Tertawa.” (Sunset Bersama
Rosie, 201:14)
“terimakasih
untuk kesekian kalinya mau bergabung dengan kami, Tegar.” Rosie tersenyum
hngat. Tangan kanannya menarik baju Anggrek yang bersiap mengejar Sakura. Aku
ikut tersenyum. Rosie terlihaat cantik dengan gaun putih. Nak-anaknya juga
mengenakan gaun putih berenda.” (Sunset Bersama Roie, 2011: 14)
4.2 Gaya Bahasa
dan Nada
Gaya bahasa
adalah cara mengungkapkan pikiran melalui bahasa secara khas yang memperhatikan
jiwa dan kepribadian penulis (pemakai bahasa ) (Keraf, 1990: 113).
Menurut
Nurgiyantoro, (2005: 296) pemajasan merupakan salah satu bentuk retorik.
Pemajasan merupakan teknik pengungapan bahasa, pengayaan bahasa, yang maknanya
tidk menunjukkan mana harfiah kata-kata yang mendukungnya., melainkan pada yang
ditambahkan, makna yang tersirat.
Penggunaan
gaya bahasa dalam novel Sunset Bersama Rosie dapat dibagi atas gaya bahasa umum
dan gaya bahasa khusus.
4.2.1
Gaya Bahasa Umum
Yang dimaksud
dengan gaya bahasa umum adalah gaya bahasa yang dapat dikategorikan pada gaya
bahasa yang sering digunakan oleh pengrang lain. Gaya bahasa yang biasa
digunakan tersebut dapat dibagi menjadi dua macam yaitu gaya bahasa retoris dan
gaya bahasa kiasan.
4.2.1.1
Gaya Bahasa Retoris
Gaya
bahasa ini merupakan penyimpngan dari konstruksi biasa untuk mencapai efek
tertentu (Keraf, 1990: 129) atau oleh Altenberd (1970: 22) disebut sebagai
kepuitisan yang berupa muslihat pikiran. Gaya bahasa ini dbuat untuk menarik
perhaian dan pikiran sehingga pembaca berkontemplasi atas apa yang dikemukakan
pengarang. Gaya bahasa retoris yang digunakan di dalam novel Sunset Bersama
Rosie sebaagai berikut:
a.
Hiperbola
Gaya
bahasa hiperbola adalah gaya bahasa yang mengandung pertanyaan yang
berlebih-lebihan terhadap suatu hal atau keadaan. Penggunaan gaya bahasa ini
memberi kesan menyangkatkan intensitas dan juga ekspresivitas terhadap hal dan
keadaan (Pradopo, 1990: 98).
“bagiku waktu selalu pagi. Diantara
potongan dua puluh empat jam sehari bagiku pagi adalah waktu yang paling indah.
Ketika janji-janji baru muncul seiring embun menggelayut di ujung dedaunan. Ketika harapan-harapan baru merekah
bersama kabut yang mengembang di persawahan sehingga nun jauh di kaki
pegunungan. Pagi, berarti suatu hari yang melelahan telah terlampaui lagi.
Pagi, berarti suatu malam dengan mimpi-mimpi yang menyesakkan terlewati lagi.
Malam-malam panjang, gerakan tubuh resah, kerinduan dan helaan napas tertahan.”
(Sunset Bersama Rosie, 2011: 1).
“matahari tenggelam di kaki cakrawala.
Langit biru meski redup terlihat bersih memesona. Membuat sunset terllihat
begitu menggetarkan hati. Sore ini puncak gunung Rinjani tanpa kabut
sehelaipun. Itu berarti seluruh hamaran pulau Lombok terlihat. Lengkap dengan
laut birunya” (Sunset Bersama Rosie, 2011: 31).
“Aku merangkak berusaha menggapai-gapai
mencari pegangan. Ransel di pundak yang dipadati tenda, sleeping bag, dan
logistic pendakian terasa berat.” (Sunset Bersma Rosie, 2011: 31).
“aku membeku. Prosesi pemakaman
terhenti. Dua turis yang memegangi peti mayat Nathan tak kuasa menahan sedih.
Peti kayu Nathan diletakkan sebentar.” (Sunset Bersama Rosie, 20: 76).
“hanya Made yang berkali-kali
mencengkeram pinggangku. Berbisik kecut bilang jangan ngebut-ngebut. Aku
tertawa, bahkan Lili jauh lebih berani. Kapan terakhir kali aku mengendarai
motor dengan perasaan senang? Ahiya, bersama Sekar, juga di Bali, mengelilingi
Denpasar dua tahun lalu.” (Sunset Bersama Rosie, 2011: 382)
Harapan
itu merekah, menggelayut di ujung dedaunan, tenggelam di kaki cakrawala, langit
biru meski redup, aku merangkak, aku membeku, berbisik kecut adalah
contoh hyperbola dalam novel Sunset Bersama Rosie. Penggunaan hiperboa di dalam
kalimat-kalimat ini mengandung pengertian yang menyengatkan sehingga
menimbulkan suasana menegangkan.
4.2.1.2 Bahasa Kiasan
Menurut
Keraf, bahasa kiasan adalah bahasa yang makknanya tidk dapat ditafsirkan sesuai
dengan makna-makna yang telah membentuknya (Nurgiyantoro, 2008: 298)
Menurut
Pradopo bahasa kiasan dibentuk dengan mengiaskan dan mempersamakan suatu hal
dengan yang lain. Berfungsi untuk menarik pehatian, menimbulkan kesegaran hidup
dan terutama menimbulkan kejelasan gambar (1990: 61-62).
a.
Simile
Menurut
Nurgiyantoro (2005: 298) simile menyarankan pada adanya perbandingan yang
langsung dan eksplisit dengan mempergunakan panand keeksplisitan seperti:
seperti, sebagai, laksana, mirip, dan sebagainya. Fungsi dari simile adalah
memahami dengan baik lewat konteks wacana yang bersangkutan.
“keluarga mereka dikarunia empat gadis
kecil yang bagai kembang di taman
bunga.” (Sunset Bersama Rosie, 2011: 3).
Dalam kutipan tersebut simile
digunakan untuk mempersamakan anak-anak Rosie dengan kemang di taman bunga yang
sangat menarik dan unik.
4.2.1.3 Penggunaan Kata dan Bahasa
Daerah
Dalam novel Sunset Bersama Rosie
tidk ditemukan adanya kata-kata daerah baik daerah Bali ataupun Lombok. Semua
bahasa menggunakan bahasa nasional atau bahasa Indonesia.
4.3 Nada Ironi atau Nada Verbal
Nada merupakan kualitas gaya yang
memaparkan sikap pengarang terhadap pembaca karyanya. Suasana dapat berkisar
pada suasana yang religious, romants, melankolis, menegangkan, mencekam,
tragis, mengharukan, dan sebaginya.
Menurut Kenney nada merupakan
ekspresi sikap-sikap pengarang terhadap pembaca. Salah satu kontribui penting
dari stile adalah untuk membngkitkan nada (Nurgiyantoro, 1965: 284-285).
Ironi diartikan sebagai suatu
pernyataan yang berlawanan dengan apa yang diharapka. Menurut Stanton,
(1965: 34) membagi ironi yang ada di
dalam karya sastra menjadi dua macam yaitu ironi dramatic dan nada ironi.
4.3.1 Ironi Dramatis
Menurut Stanton (1965: 45) ironi
dramatis atau sering dikenal sebagai ironi plot atau ironi situasi secara
mendasar tergantug pada pertentangan antara penampilan dan kenyataan, antara
perhatian tokoh dengan apa yang nyata-nyata terjadi. Seringkali unsure yang
dikontraskan itu diubungakan secara logis atau sebagai hubungan sebab akibat.
Dalam novel Sunset Bersama Rosie
terdapat ketika Tegar bertemu dengan Linda dalam makan malam di Jimbaran, Linda
tak mengatakan apapun mengenai Sekar karena Linda tau situasinya. Namun ketika
Linda bertemu dengan Tegar tanpa Rosie, Linda menceritaan semua tentang Sekar setelah
Tegar dan Sekar putus.
4.3.2 Nada Ironi atau Verbal
Menurut Stanton (1965: 46), nada verbal muncul ketika seorang menyampai-kan maksudnya dengan
engatakan sebaliknya. Dalam novel Sunset Bersama Rosie tidak ditemukan adanya
nada ironi. Semua diungkapkan dengan bahasa yang sebenarnya.
BAB V
HUBUNGAN ANTARUNSUR DALAM CERITA
Pada
bab-bab sebelumnya, penellitian unsure-unsur novel dilakukan secara terpisah
satu sama lain. Hal tersebut dilakukan untuk meneliti unsu-unsur novel secara
lebih detail. Akan tetapi, penelitian unsure-unsur novel yang erpisah, harus
diikuti dengan penelitian hubungan antar unsure novel, karena sesungguhnya
unsure-unsur novel tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dan
saling terkait satu sama lain.
Dalam bab V ini, keterkaitan atau
hubungan atarunsur di dalam novel Sunset Bersama Rosie dibahas satu persatu
yaitu hubungan tema dengan plot, tema dengan tokoh dan penokohan, plot dengan
latar, dan juga penokohan dengan latar.
5.1. Hubungan Tema dengan Plot
Tema adalah ide pokok atau gagasan
pokok yang hendak disampaikan pengarang kepada pembaca. Untuk menyampaikan idea
tau gagasan pengarang harus menciptakan cerita yang terdiri dari berbagai
peristiwa yang terjalin dalam hubungan sebab-akibat (plot). Adanya peridtiwa
sebab akibat tersebut harus mutlak, seupaya cerita lebih jelas dan tema mudah
ditemukan. Sebaliknya untuk menentukan tema dapat dililhat melalui
konflik-konflik yang menonjol yang termasuk bagian dari plot.
Tema novel Sunset Bersama Rosie yaitu
kehidupan keluarga yang hebat di panatai yang elok. Pengarang menceritaka
tentang anak-anak yang mampu menjalani hidup meski tanpa ayah dan ibu mereka.
Mereka yang pernah mengalami masa-masa getir setelah terjadinya Bom Bali.
Tentang seorang paman yang sangat menyayangi mereka sehingga rela mengorbanakan
semua yang dimillikinya demi mengurus anak-anak tersebut. Dari permasalahan
tersebut akan muncul masalah-masalah yang membuat cerita terus bergerak di dalam
novel Sunset Bersama Rosie.
Konflik dalam novel ini berawal dari
terjadinya bom Jimbaran yang merenggut nyawa Nathan suami Rosie. Karena terjadi
bom di Bali, Tegar langsung terbang ke Bali. Ia menghawatirkan keluarga Rosie.
Kematian Nathan menimbulkan konflik mental pada tokoh Rosie sehingga Tegar
harus mengurus anakanak. Karena hal tersebut, muncullah konflik selanjutnya
yaitu Tegar yang melupakan hari pertunanngannya dengan Sekar yang berjung
batalnya pertunangan mereka selama dua tahun.
5.2 Hubungan Tea dengan Tokoh dan
Penokohan
Untuk menyampaikan idea tau gagasan
utama, diperlukan pembaa gagasan untuk berupa pelaku atau tokoh cerita.
Biasanya pembawa gagasan utama adalah tokoh utama, sementara tokoh lain
merupakan tokoh latar yang memperkuat tokoh utama dan gagasan yang dibawanya.
Menurut Nurgiyantoro (2005: 74)
tokoh utama ditugasi menyampaikan tema yang dimaksudkan pengarang baik secara
langsung maupun atau tidak lagsung, yaitu melalui tingkah laku, pikiran,
perasaan, dan berbagai peristiwa yang dialami tokoh.
Tema kehidupan keluarga hebat di
pantai yang elok. Dari tema tersebut, digambarkan anak-anak Rosie yang mampu
menjalani hidup setelah peristiwa tragis Bom Bali yang erenggut nyawa ayah
mereka, dan membuat ibu mereka (Rosie) depresi. Karena hal tersebut, Tegarlah
yang mengurus resor dan anak-anak. Anak-anak mampu bertahan walau tanpa ayah
ibu mereka. Namun pada akirnya Rosie sembuh dan berujung pada pernikahannya
dengan Tegar.
5.3 Hubungan Tema dengan Latar
Tema merupakan tempat, saat dan
keadaan sosial yang menjadi tempat tokoh melakukan daan dikenai suatu kejadian.
Latar bersifat memberikan “aturan” permainan terhadap tokoh. Latar akan
mempengaruhi pilihan tema. Sebaliknya, tem yang dipillih akan menuntut latar
yang sesuai yang mampu mendukung (Nurgiyantoro, 1998: 75).
Tema yang telah disebutkan adalah
kehidupan keluarga hebat di pantai yang elok, kehidupan anak-anak yang tetap
kuat menjalani hidup tanpa ayah mereka yang mati kerana bom Bali, ibu yang
mengalami depresi karena ditinggal oleh suaminya, mengakibatkan Tegar harus merelakan
pkerjaan dan tunangannya demi mengurus Rosie dan anak-anaknya. Latar novel ini
adalah di Bali, sebagai tempat kejaadian menaakutkan dan tragis itu. Selain itu
juga di Lombok sebagai tempat tinggal Rosie dan anak-anaknya sekaligus tempat
menguburkan Nathan, suami Rosie. Latar waktu yaitu ketika terjadi bom di Bali.
Di Indonesia pernah terjadi pengeboman di Bli oleh teroris. Ketika itulah kisah
ini diceritakan oleh pengarang.
5.4 Hubungan Alur dengan Latar
Plot merupakan peristiwa yang
mempunyai hubungan sebab akibat di dalam cerita, sedangkan latar adalah tempat,
saat dan keadaan sosial yang menjadi tokoh melakukan dan dikenai kejadian.
Novel Sunset Bersama Rosie
menampilkan cerita yang berlatar kehidupan orang Lombok yang memiliki resor.
Adat istiadat kurang ditonjolkan dlam novel ini. Hanya saja kebiasaan keluarga
yang ketika itu berubah sepeninggal Nathan.
Berawal dari bom yang terjadi di
Bali, hingga Rosie mengalami depresi akut hingga pembatalan pertunangan Tegar
dengan Sekar, sejak itu konflik mncul terus menerus. Tegar yang harus mengurus
anak-anak. Rosie yang sulit sekali pulih kondisinya. Hingga pengungkapan masa
lalu itu di depan anak-anak. Hal tersebut mengakibatkan perasaan Rosie tumbuh
lagi mencintai Tegar. Namun ketika Rosie kembali mencintai Tegar, justru Tegar
akan kembali berniat menikahi Sekar.
5.5 Hubungan Tokoh dan Penokohan dengan Latar
Tokoh did lam sutu cerita memerlukan
ruang, saat dan kedan sosial tempat mereka melakukan atau melakukan sesuatu.
Ruang, waktu dan keadaan sosial tersebut berpengaruh pila trhadap tokoh dan
penokohan.
Tokoh-toko dalam novel Sunset
Bersama Rosie adalah tokoh-tokoh modern yang bertempat tinggal di Lombok. Waau
tinggal di Lombok, pemukiman erpencil di pedalaman, tetapi kehidupan mereka
tetap sebagaimana orang-orang modern di Jakarta.